Beranda Artis Lima Alasan Warga Banten Patut Bangga dengan Film Yuni

Lima Alasan Warga Banten Patut Bangga dengan Film Yuni

Konferensi pers gala premiere film Yuni di Epicentrun XXI Jakarta Selatan. (IST)

SERANG – Lewat film YUNI, bahasa Jawa Serang (Jaseng) menjadi lebih dikenal di nasional bahkan internasional.

Film YUNI yang sempat memenangkan Platform Prize di Toronto International Film Festival (TIFF) 2021 ini juga diputar di berbagai festival film di sejumlah negara seperti Toronto, Oslo, Singapura, India, Korea Selatan, Jepang, Vancouver, dan Chicago.

1. Memakai Bahasa Daerah Banten

Mengangkat bahasa Jaseng, Kamila Andini selaku sutradara dari film tersebut memang memiliki keinginan kuat untuk membuat film memakai bahasa daerah dari latar tempat film itu sendiri.

“Buat saya suatu daerah punya temponya sendiri dan suara audio itu sesuatu yang penting,” ujar Kamila dalam acara Special Screening pada Senin (6/12/2021) lalu.

2. Syuting di Banten

Syuting film YUNI yang berlangsung sepanjang Januari 2020 ini memakai latar tempat di sekitaran Kampung Ciloang, area Komunitas Rumah Dunia, Kolam Renang SMA PGRI Serang, Pasar Rau, area sekitar kawasan industri di Kota Cilegon, dan Anyer.

3. Melibatkan Pemain dan Kru Lokal

Dalam proses pembuatannya, Kamila Andini juga mengajak talenta lokal seperti Nazla Thoyib (Pemeran Ende), Toto ST Radik (pemeran Mang Dodi), Rambo Banten, Bagja Kudrata, dan belasan pemain pendukung maupun ekstras untuk bermain dalam film garapan Fourcolours ini. Selain sebagai pemain, film Yuni juga mengajak sejumlah pihak untuk menjadi kru dalam film ini, seperti sebagai pelatih bahasa, kru behind the scene, bagian lokasi, dan sebagainya.

Nazla yang merupakan artis berdarah Serang ini mengaku bangga dan senang saat bisa mengenalkan bahasa Jaseng hingga ke India. Tak tanggung-tanggung dirinya pun mengajak para pedagang dan penonton di 52nd International Festival Film of India (IFFI) di Goa, India pada 28 November lalu untuk berbicara Jaseng.

“You say Cecantelan Deduluran, Aje Kendor,” kata Nazla.

Komunitas Bahasa Jawa Serang (BJS) pun memiliki peranan penting dalam film ini karena YUNI menggunakan bahasa ibu yakni bahasa Jaseng dan Sunda Banten.

Qizink La Aziva, pelatih dialek untuk film YUNI sekaligus salah satu pendiri Komunitas BJS mengaku bahwa penggunaan bahasa daerah di Banten dalam film Yuni merupakan kesempatan untuk mengenalkan bahasa Jawa dan Sunda dialek Banten ke khalayak lebih luas.

Keterlibatan banyak pihak dalam film ini menurut Qizink menjadi kesempatan bagi anak-anak muda Banten untuk belajar proses pembuatan film.

4. Mengangkat Isu Penting dan Mendapatkan Banyak Penghargaan

Film YUNI mengangkat isu penting terkait perkawinan anak di bawah umur yang cukup banyak terjadi di Indonesia.

Yuni diperankan oleh Arawinda Kirana adalah seorang gadis remaja cerdas yang memiliki impian besar untuk kuliah. Ketika sedang fokus meraih impiannya, dua pria yang hampir tidak dikenalnya datang melamar. Yuni menolak namun penolakan itu memicu gosip tentang mitos bahwa seorang perempuan yang menolak dua lamaran tidak akan pernah menikah. Tekanan semakin meningkat ketika pria ketiga datang melamarnya dan Yuni harus memilih antara mengejar impian atau mempercayai mitos.

Arawinda Kirana lewat perannya sebagai Yuni berhasil memboyong penghargaan sebagai Pemeran Utama Perempuan Terbaik pada Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2021 yang digelar pada 10 Oktober lalu dan pemenang Snow Leopard kategori Aktris Terbaik.

Film YUNI juga memenangkan Platform Prize di Toronto International Film Festival (TIFF) 2021 dan mengikuti sejumlah festival film di berbagai negara seperti Korea Selatan, Busan, Japan, LA, dan lain-lain.

5. Diapresiasi Pemkot Serang dan Cilegon

Mendapatkan penghargaan di TIFF 2021 dan diputar di sejumlah negara membuat bahasa Jaseng makin dikenal.

Wakil Walikota Serang Subadri Ushuludin memberikan apresiasi kepada film YUNI yang telah mengangkat bahasa Jaseng.

“Saya sangat senang sekaligus bangga baik secara pribadi maupun Pemkot Serang, karena para pelaku seni di Banten bisa terlibat dalam film Yuni dan membawa bahasa Jaseng ke kancah internasional,” kata Subadri pada Rabu (17/11/2021) lalu.

Tak hanya diapresiasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Serang, Pemkot Cilegon yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kota Cilegon Maman Mauludin mengungkapkan apresiasinya.

“Saya mengapresiasi film Yuni yang memakai Bahasa Jaseng. Saya harap film Yuni menjadi andalan dan juga menjadi sumber kekayaan (intelektual-red) bagi masyarakat Cilegon khususnya dan Banten pada umumnya,” kata Maman, di ruang kerjanya, Jumat (19/11/2021) lalu.

Film YUNI akan diputar di seluruh bioskop Indonesia pada 9 Desember 2021. YUNI juga turut ikut dalam Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKtP). Kampanye tersebut merupakan kampanye internasional yang berlangsung mulai 25 November hingga 10 Desember 2021.

Dalam kampanye 16HAKtP, YUNI berkolaborasi dengan organisasi yang berjuang memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak seperti @magdaleneid, @planindonesia, @rutgers.id, dan @hivos.

Kampanye tersebut mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia.

(Nin/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News