BANTEN – Dalam rangka upaya untuk mewacanakan ulang sejarah Banten di luar wacana arus utama yang selama ini hanya berkutat pada masa keemasan Kesultanan Banten, Laboratorium Banten Girang melalui Program Fasilitasi Komunitas Kesejarahan, Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menggelar Seminar Nasional Sejarah Alternatif Banten dengan mengusung tema “Sejarah Alternatif Banten Girang, Baduy, dan Tionghoa Banten”. Seminar tersebut dijadwalkan berlangsung pada 5, 6, 7, dan 10 November 2018.
Ketua Laboratorium Banten Girang, Aliun, menyampaikan bahwa seminar ini merupakan pertemuan yang dirancang untuk mengajak masyarakat melihat sisi lain sejarah Banten pra-Islam. Diharapakan berbagai pihak yang hadir dapat ikut mewacanakan ulang apa-apa yang luput, sebagai wacana sejarah alternatif tentang Banten dan Kebantenan, khususnya tentang Sunda (Banten Girang), Baduy, dan Tionghoa-Banten.
“Saya berharap melalui acara ini kita, urang Banten, dapat menggali kemungkinan-kemungkinan lain di luar wacana arus utama mengenai sejarah, kesenian, dan kebudayaan Banten. Saya mah yakin, sebelum ada masa kesultanan, Banten bukan hanya tanah kosong-tandus, atau lebat hutan belantara dan pohon jambu batu, karena saya juga pernah ikut melakukan ekskavasi dalam rangka penelitian arkeologi di Situs Banten Girang bersama Mang Claude Guillot, Mang Sonny Wibisono, Mang Denys Lombard, dan mamang lainnya,” ujarnya saat ditemui sedang gotong royong menyelesaikan panggung, Senin (29/10).
Seminar Sejarah Alternatif Banten akan melibatkan berbagai pihak mulai dari akademisi, peneliti kesejarahan, budayawan, seniman, penulis, dan aktivis kesejarahan. Mereka akan bertindak sebagai keynote speaker, pembicara seminar, dan penampil seni pertunjukan sesuai dengan bidang masing-masing. Seminar akan dibagi berdasarkan tema sejarah alternatif ke dalam empat sesi yang berlangsung selama dua hari.
Selain seminar, masih banyak konten acara menarik yang akan digelar, seperti Angklung Buhun, live Tenun Baduy, workshop Tari Cokek, pagelaran Wayang Golek, pentas Ubrug, musik kontemporer, pembacaan puisi, dan lain sebagainya. Seminar Sejarah Alternatif Banten akan dilangsungkan di tiga tempat, yaitu Situs Banten Girang, Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Serang, dan Vihara Avalokitesvara.
Koordinator Acara Seminar Sejarah Alternatif Banten, Peri Sandi, menyampaikan bahwa persiapan acara telah memasuki persentase 70%. Berbagai persiapan sudah mulai matang. Antusiasme masyarakat dilihat dari jumlah peserta yang mendaftar juga sangat baik. Hal itu menjadi dorongan panitia untuk mempersiapkan segala sesuatu dengan baik. Saling menambal segala sesuatu yang masih kurang.
“Alhamdulillah, untuk persiapan kami sudah mulai matang. Kami juga mendapatkan banyak dukungan dan respons positif dari berbagai pihak. Saya yakin, kalau acara ini akan memberikan dampak yang cukup besar, karena kami rasa seminar yang mengangkat tentang sejarah pra-Islam di Banten belum ada. Semua rata, mengikuti arus,” terangnya, Senin (29/10)
Seluruh rangkaian acara seminar ini terbuka untuk umum. Untuk dapat mengikuti acara seminar, peserta dapat mendaftarkan diri melalui WhatsApp ke nomor 0899-592-5321 (Aisyah) dengan format: nama_instansi_asal daerah_sesi yang diikuti. Peserta boleh mengikuti lebih dari satu sesi. Batas pendaftaran sampai waktu pelaksanaan sesi yang diikuti. Informasi lengkap mengenai sesi apa saja yang bisa diikuti bisa dilihat pada media sosial Laboratorium Banten Girang di Facebook: Laboratorium Banten Girang dan Instagram: @lab.bantengirang.(you/red)