Beranda Kesehatan Kontrol dan Cegah Penularan, Hewan Pembawa Rabies Bakal Dipasang Microchip

Kontrol dan Cegah Penularan, Hewan Pembawa Rabies Bakal Dipasang Microchip

Foto: ctvnews.com

CILEGON – Tingginya lalulintas hewan seperti Hewan Pembawa Rabies (HPR) yang dapat menyebabkan penyakit Zoonosis (Dari Hewan menular ke Manusia) dari Jawa Barat tujuan Pulau Sumatera melalui Pelabuhan Merak, Karantina Pertanian Cilegon kembali melakukan Sosialisasi Microchip dan Aplikasi Cilegon Integrated Services (CIS) di hotel Grand Tjokro.

Dihadiri oleh Dokter Hewan Pusat Karantina Hewan Badan Karantina Pertanian, Karantina Pertanian Bandung, Dinas Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Dinas Perikanan dan Peternakan Garut, Dinas Kesehatan Hewan Dan Perikanan Kabupaten Cianjur, Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi serta para pelaku.

Saat membuka acara, Arum Kusnila Dewi Kepala Karantina Pertanian Cilegon mengatakan sosialisasi ini dilakukan secara terus menerus sebagai Koordinasi, informasi dan edukasi (KIE) serta langkah kewaspadaan, kontrol, pengendalian virus rabies pada HPR yang dilalulintaskan.

Dikatakan Arum dengan dipasangnya microchip pada HPR yang dilalulintaskan akan memudahkan pejabat karantina, Instansi terkait membidangi kesehatan hewan daerah asal, tujuan & paramitra untuk melakukan pengawasan, kontrol, ketelusuran terhadap status kesehatan hewan. Dengan peralatan yang baik dan dukungan dari dinas terkait serta pelaku usaha maka pengendalian rabies akan lebih optimal.

Apresiasi terhadap inovasi yang dilakukan Karantina Pertanian Cilegon terhadap upaya pencegahan dan pengendalian HPR melalui microchip dan aplikasi CIS diungkapkan oleh banyak pihak, termasuk drh Mulyanto selaku Ketua IDHKI dan drh Jumadh Praktisi dimana keduanya menjadi narasumber dalam acara tersebut.

Mulyanto mengatakan inovasi ini merupakan jawaban dari sebuah kekawatiran akan mewabahnya rabies, dimana banyak manfaat dari pemasangan microchip, satu di antaranya adalah dengan mudahnya dalam melakukan kontrol kesehatan pada HPR yang dilalulintaskan.

Adapun beberapa manfaat dari microchip adalah sebagai alat identifikasi kepemilikan, sebagai monotoring pergerakan lalulintas HPR, evaluasi status kesehatan HPR pada setiap daerah.

“Pencegahan penyebaran hama dan penyakit hewan karantina dapat dikendalikan secara dini sehingga kejadian wabah dapat dicegah agar tidak meluas,” terang Mulyanto.

Secara singkat, Jumadh menerangkan bahwa pemasangan microchip ini merupakan data autentik yg mudah tersimpan, jangka waktu penyimpanan lama, tertelusur, daya akurasi sempurna. Microchip dapat dilakukan Instansi terkait bidang kesehatan hewan dan di klinik dokter hewan.

Menurutnya anjing tidak merasakan sakit ketika dipasangkan microchip, pemasangan juga dapat dilakukan ketika anjing saat melakukan operasi misalkan saat operasi steril anjing sedang tidur dan pemasangan tidak menimbulkan pendarahan namun juga diperlukan antiseptik.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News