Beranda Bisnis Komoditas Pertanian Banten Senilai Rp4,9 Miliar Diekspor

Komoditas Pertanian Banten Senilai Rp4,9 Miliar Diekspor

Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian bertempat di BKP Kelas II Cilegon melepas ekspor beberapa komoditas dari berbagai perusahaan - (Foto Usman Temposo/BantenNews.co.id)
FollowWhatsApp Channel BantenNews.co.id untuk Berita Terkini

CILEGON – Trend kebutuhan dunia terhadap produk ekspor Indonesia semakin meningkat, salah satunya adalah produk ekspor asal Provinsi Banten di antaranya Kayu Lapis, Rumput Laut, Corn Germ, Tepung Jagung dan Tepung Gandum semakin digemari oleh beberapa negara antara lain China, India, Amerika Serikat, dan Philipina.

Komoditas tersebut adalah komoditas wajib periksa karantina, sehingga harus dipastikan keamanannya oleh Petugas Karantina agar terjamin melalui penerbitan Phytosanitary Certificate (PC).

Pada hari Rabu (19/6/2019), Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian bertempat di BKP Kelas II Cilegon melepas ekspor beberapa komoditas dari berbagai perusahaan.

Perusahaan tersebut di antaranya
PT. Pundi Uniwood Industry ekspor Kayu Lapis, 2 kontainer sebanyak 110,8764 M3 dengan nilai Rp652 juta tujuan Amerika Serikat; PT. Gumindo Perkasa Industri Ekspor Rumput Laut, 1 kontainer, sebanyak 18.000 Kg (18 Ton) dengan nilai Rp458,6 juta tujuan China;

Kemudian PT. Tereos FKS Indonesia ekspor Corn Starch (Tepung Jagung), 15 kontainer sebanyak 277,5 ton dengan nilai Rp1,4 miliar  tujuan Philipina; dan Corn Germ (Jagung Biji), 10 kontainer, tonase 165 Ton senilai Rp891 jiuta tujuan Korea Selatan; PT. Bungasari Flour Mills ekspor Tepung Gandum, 2 kontainer sebanyak 48.000 Kg (48 Ton) dengan nilai Rp346 juta tujuan Philipina; dan PT. Cerestar Flour Mills ekspor Tepung Gandum, 7 kontainer sebanyak 168,147 Kg (168,1 Ton) dengan nilai Rp965 juta tujuan Papua New Guinea dan Tepung Terigu, 1 Kontainer, sebanyak 23.875 Kg (23,8 Ton) dengan nilai Rp137 kuta tujuan Samoa.

Total Nilai komoditas ekspor keseluruhan pada kali ini mencapai Rp4,9 miliar.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil menyampaikan bahwa Barantan adalah pembuka akses ekspor melalui protokol karantina pertanian dan penjaminan kesehatan/bebas organisme pengganggu tumbuhan karantina dengan penerbitan Phytosanitary Certificate (Sertifikat kesehatan komoditas ekspor).

Baca Juga :  Bangun Pelabuhan Warnasari, PT PCM Segera Teken MoU dengan KS

“Kita menargetkan akselerasi ekspor bisa meningkat sebesar 200%. Untuk mencapai target diperlukan berbagai upaya kolaboratif Pemerintah dengan Pemerintah Daerah, Kelompok Tani serta Pelaku Usaha agar kualitas dan produksi dapat ditingkatkan,” ujarnya.

Kepala Barantan menambahkan, Kayu Lapis asal Provinsi Banten sudah diminati oleh beberapa negara dan ke depannya agar lebih banyak lagi volume yang diekspor serta jumlah negara tujuan ekspor diperluas, khususnya pasar di ASEAN dan ASIA yang masih sangat terbuka dan prospektif.

“Rumput laut asal Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Provinsi Banten adalah komoditas yang pertama kali diekspor melalui BKP Kelas II Cilegon. Komoditas Corn Germ, Tepung Jagung, Tepung Gandum yang bahan bakunya masih berasal dari Luar Negeri, dan Industrinya ada di Cilegon. Diharapkan ke depan Industri tersebut dapat memacu Pemerintah Daerah dan petani lokal untuk bisa menjadi pemasok utama bahan baku industri,” terangnya.

Di tempat yang sama, Kepala Balai Karantina Pertanian Cilegon, Raden Nurcahyo Nugroho menambahkan bahwa Karantina Pertanian Cilegon berkomitmen tinggi memastikan ketentuan Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS) dalam hal eksportasi Kayu Lapis, Rumput Laut, Corn Germ, Tepung Jagung dan Tepung Gandum dipenuhi, sehingga diterima oleh negara tujuan dan tidak mengalami penolakan. Tanpa pemeriksaan dan sertifikasi dari karantina, komoditas ini tidak akan mungkin diekspor.

“Pelayanan kami 24 jam setiap hari dengan jadwal piket petugas yang memadai. Guna mendorong peningkatan pemasaran ekspor komoditas andalan di Banten, Karantina Pertanian Cilegon menyediakan Klinik Ekspor 24 jam guna memberikan informasi dan pendampingan, akselerasi ekspor komoditas pertanian dan komoditas industri asal Banten,” ujarnya. (Man/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News