Beranda Bisnis Klakat, Pengkukus Dimsum Jadi Sentra Tradisi di Kabupaten Serang

Klakat, Pengkukus Dimsum Jadi Sentra Tradisi di Kabupaten Serang

Pengrajin Klakat di Desa Kadugenep di Kecamatan Petir, Kabupaten Serang

KAB.SERANG – Di tengah pesatnya perkembangan zaman, Desa Kadugenep di Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, tetap teguh mempertahankan warisan budaya dan kerajinan tangan yang telah ada sejak lama.

Terkenal sebagai desa wisata edukasi dan UMKM, Kadugenep kini menjadi rujukan bagi para siswa yang ingin belajar membuat kerajinan klakat, sebuah produk lokal yang memiliki nilai sejarah dan ekonomi.

Kepala Desa Kadugenep, Muhamad Aopidi, dengan bangga menyatakan bahwa lebih dari 60 persen warga desa ini terlibat dalam industri kerajinan tas. Namun, tidak hanya tas yang menjadi andalan; klakat—alat tradisional untuk mengukus makanan seperti dimsum—juga menjadi salah satu produk unggulan.

“Warga desa ini memiliki kreativitas yang tinggi,” ungkap Aopidi, Sabtu (19/10/2024).

Proses pembuatan klakat di Kadugenep sangat menarik. Bahan baku hampir 100 persen berasal dari bambu, dan setiap produk dikerjakan secara manual.

“Kreativitas pembuatannya cukup unik karena dikerjakan serba manual,” jelasnya.

Ia menjelaskan, Klakat dari Kadugenep kini banyak digunakan di hotel-hotel dan pedagang kaki lima, menambah daya tarik produk lokal ini.

Namun, perjalanan kerajinan klakat tidaklah mulus. Aopidi mengungkapkan bahwa meski klakat telah ada sejak tahun 1980-an, namun pemasaran produk ini mengalami fluktuasi.

“Kami harus bersaing dengan penjualan online dan produk lain yang lebih modern,” tuturnya.

Selain itu, regenerasi pengrajin menjadi tantangan tersendiri. Banyak pengrajin berusia lanjut yang kurang melek teknologi, sementara anak muda lebih tertarik pada industri tas.

“Anak-anak muda lebih tertarik pada tas. Hambatannya itu persaingan bahan baku yang plastik menirukan meski tidak signifikan,” ujarnya.

Meski demikian, Aopidi mengundang sekolah-sekolah dan komunitas untuk belajar membuat klakat.

“Kami siap menerima masyarakat yang ingin belajar dan memesan tas,” ujarnya.

Baca Juga :  Dahlan Iskan : Menjadi Pengusaha Itu Tidak Sulit

Dukungan juga datang dari Prodi Magister Ilmu Komunikasi (Mikom) Pascasarjana Fisip Untirta, yang bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kadugenep untuk menjadikan desa ini sebagai Desa Wisata Edukasi UMKM. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi lokal.

Samlawi (50), salah satu pengrajin klakat yang berbagi pengalaman mengatakan bahwa hasil kerajinannya kini banyak dipesan hingga Jakarta berkat kemudahan pemasaran di era digital.

“Jadi bisa memasarkan sendiri. Banyak orang dari daerah Serang datang ke sini karena tahu dari medsos,” tuturnya.

Samlawi menekankan pentingnya melestarikan kerajinan klakat agar warisan leluhur tetap terjaga.

“Saya sangat mendukung jika ada pihak-pihak yang ingin belajar membuat klakat,” katanya.

Dengan dukungan generasi muda dan inovasi dalam pemasaran, harapan untuk mengangkat Desa Kadugenep sebagai pusat kerajinan klakat semakin nyata.Pihaknya bertekad untuk terus melestarikan tradisi sambil membuka jalan bagi perkembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan.

(Dhe/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News