CILEGON – Kondisi keuangan Pemkot Cilegon yang sulit akibat defisit anggaran hingga ratusan miliar membuat banyak sorotan dari masyarakat.
Sebab, akibat kondisi keuangan Pemkot Cilegon yang mengalami defisit membuat banyak pihak menjerit akibat haknya tidak terbayarkan.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Ummat Kota Cilegon, Bayu Panatagama menilai Pemerintahan Kota Cilegon saat ini gagal dan membuat sejarah buruk menjelang masa transisi kepemimpinan Kota Cilegon dari Helldy Agustian ke Robinsar-Fajar.
Dimana diketahui Kepemimpinan Helldy Agustian sebagai Walikota Cilegon hanya sekitar 2 bulan lagi.
“Terkait kondisi Kota Cilegon saat ini, ini adalah terkait kinerja Pemerintah Kota Cilegon. Saya sebagai seorang pensiunan ASN, baru kali ini mengetahui dan merasakan betapa tragisnya ketika kemudian keuangan Pemkot Cilegon terjadi defisit yang cukup bombastis. Pada akhirnya menjelang pada masa transisi perpindahan kepemimpinan pemerintah daerah, ini menjadi persoalan yang tidak mudah bagi pemerintahan kedepannya. Kami nilai Pemkot Cilegon saat ini gagal karena tidak menjalankan apa yang sudah ditetapkan,” ujarnya, Kamis (2/1/2025).
Menurutnya, roda pemerintahan dan keuangan daerah sebelumnya sudah ditetapkan berdasarkan Undang-Undang dan Perda, sehingga seharusnya tidak ada alasan keuangan Pemkot Cilegon bisa defisit jika dilaksanakan secara profesional.
“Ini menjadi preseden buruk bagi pemerintah daerah akibat tidak konsisten apa yang telah menjadi amanah peraturan daerah, karena saya tahu setiap anggaran itu diputuskan oleh legislatif dalam peraturan daerah dalam penetapan belanja dan pendapatan daerah, namun ternyata kinerjanya pemerintahan daerah saat ini sangat mengecewakan,” tandasnya.
Menurutnya, persoalan keuangan Pemkot Cilegon yang mengalami defisit adalah akibat kinerja Pemkot Cilegon yang tidak memperhitungkan antara pendapatan dan belanja daerah.
“Sehingga akhirnya jomplang antara pendapatan dan belanjanya. Sehingga dampaknya cukup luas seperti ustadz/ustadzah dan guru madrasah yang mendapatkan honor daerah dari Pemkot Cilegon tidak bisa dibayarkan. Kami nilai pemerintahan Kota Cilegon saat ini gagal, karena sudah tidak amanah,” ujarnya.
Kata Bayu, defisit anggaran sangat berbahaya karena mengganggu stabilitas pemerintahan yang akan datang.
“Sebenarnya sebelumnya kan anggaran Pemkot Cilegon sudah diketok palu, karena pada prinsipnya anggaran yang sudah ditetapkan itu ada dua hal, pendapatan dan belanja. Harusnya kalau sudah ditetapkan oleh DPRD sebagai legislator menetapkan budgeting untuk pemerintah daerah, pemerintah daerah sungguh-sungguh, potensi-potensi pendapatan itu harus dimaksimalkan, ini kan tidak, ini berarti menyangkut kepada kinerja yang tidak peofesional, dan ini baru pertama kali sejarah di Cilegon terjadi defisit hingga ratusan miliar rupiah dan defisit itu berbahaya karena mengganggu stabilitas pemerintahan yang akan datang, anggaran berikutnya. Ini bukan main-main loh. Saya katakan dalam aspek ini pemerintah Kota Cilegon gagal, kegagalan ini ditunjukkan dalam massa akhir anggaran yang benar-benar memprihatinkan karena terjadi defisit yang cukup besar, ini bukan main-main. Bahkan bisa dibilang amburadul dalam pengelolaan keuangan dan pendapatan daerahnya,” katanya.
Bayu berharap pemerintahan kedepannnya bisa berjibaku dalam menstabilkan keuangan Pemkot Cilegon, supaya roda pemerintahan berjalan dengan baik.
“Mudah-mudahan pemerintahan selanjutnya bisa berjibaku agar tidak terjadi lagi seperti ini dan kondisi Pemkot Cilegon saat ini bisa menjadi pembelajaran,” harapnya.
Perihal ini belum ada tanggapan dari Pemkot Cilegon. Wartawan masih mencoba mengonfirmasi pihak terkait.
Penulis: Usman Temposo
Editor : Wahyudin