BANTEN – Ketua Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (MEU FKUI) Ardi Findyartini beserta rombongan melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten dalam upaya persiapan RSUD Banten menjadi RS Pendidikan para calon dokter FK Untirta.
FKUI sendiri disini adalah sebagai pengampu, sebelum para mahasiswa FK Untirta nantinya bisa melanjutkan pendidikannya ditengah masyarakat melalui program rotasi klinik di RSUD Banten.
Mulai dari persiapan sarana-prasarananya (sarpras), tenaga pengajar dan masih banyak lainnya semua dipersiapkan sebelum para mahasiswa FK Untirta menempuh pendidikan profesi di RSUD Banten selama dua tahun kedepan.
Saat disinggung mengenai kesiapan RSUD Banten sebagai RS Pendidikan FK Untirta sendiri, sambung Ardi Findyartini, pihaknya menilai jika RSUD Banten sudah cukup sangat siap menjadi RS Pendidikan bagi para calon dokter yang ingin belajar.
“RSUD Banten menurut saya tampaknya sudah sangat siap dan berkomitmen untuk bisa menerima mahasiswa. Kesiapan sarana prasarana juga sangat baik. Insa Allah, prosesnya nanti kita bantu juga,” kata Ardi Findyartini disela kunjungannya di RSUD Banten, Selasa (28/3/2023).
Lebih jauh Ardi Findyartini menjelaskan, untuk program pendidikan FK Untirta sendiri, kata dia, mencapai 6 tahun lamanya. Dimana, untuk 8 semester atau empat tahun awal, mahasiswa FK Untirta diharuskan mengikuti pendidikan akademis, selanjutnya mengikuti pendidikan profesi melalui program rotasi klinik di RSUD Banten. Barulah setelah melewati dua tahapan tersebut, lulusan FK Untirta sah menjadi dokter.
“Mereka (mahasiswa FK Untirta) 6 tahun program, dua tahun terakhir mereka ditahap profesi siap-siap menjadi dokter, itu harus menjalani tahap pembelajarannya di Rumah Sakit Pendidikan, salah satunya di RSUD Banten,” beber Ardi Findyartini,
Dekan Fakultas Kedokteran Untirta Dr. Siti Farida mengapresiasi kepada pihak FKUI yang telah menjadi pengampu mahasiswa FK Untirta sebelum nantinya bisa melanjutkan program rotasi klinik di RS Pendidikan, dalam hal ini RSUD Banten.
“Mereka (mahasiswa FK Untirta) yang ikut adalah mahasiswa semester 9. Insa Allah Juni ini mereka Yudisium akhir dulu. Agustus insa Allah (FK Untirta mengirim mahasiswanya mengikuti rotasi klinik di RSUD Banten),” katanya.
Lebih jauh Siti Farida menjelaskan, untuk menjadi dokter, mahasiswa harus menempuh dua tahapan yang harus dilewati, tahap pertama melalui progran pendidikan akdemik dengan rentang waktu 4 tahun kemudian dilanjutkan dengan program profesi dengan cara belajar langsung ditengah masyarakat dan pasien, selama 2 tahun sebelum nantinya mengikuti ujian Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).
Menurutnya, ini kali pertama FK Untirta mengirimkan mahasiswa kedokterannya untuk mengikuti pendidikan profesi melalui program rotasi klinik di RSUD Banten.
Sebanyak 44 mahasiswa FK Untirta rencananya akan mengikuti program rotasi klinik pada tahun 2023 ini.
“Insa Allah kami rencanakan sekitar bulan Agustus akan dimulai. Sebanyak 44 mahasiswa kedokteran diharapkan bisa mengikuti,” tandasnya.
Direktur Utama RSUD Banten Danang Hamsah Nugroho menjelaskan, sebelumnya RSUD Banten telah ditetapkan oleh Gubernur Banten. Bahwa, indikator kinerja RSUD Banten adalah tercapainya RS pendidikan.
“Rumah sakit pendidikan itu mensyaratkan suatu akreritasi yang paling paripurna, begitu,tingal pemanfaatannya saja, setelah berjalan optimal, setelah itu boleh dibilang, puncaknya itu adalah menjadi RS pendidikan,” kata Danang. (Adv)