PANDEGLANG – Warga Menes, Kabupaten Pandeglang, menguruk jalan desa yang longsor dengan limbah kelapa. Tindakan itu sebagai bentuk kekesalan, lantaran selama delapan bulan jalan tersebut tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah.
Padahal, jalan itu merupakan akses penghubung dua kecamatan yakni Kecamatan Menes dan Kecamatan Cisata. Walhasil, warga berinsiatif melakukan pengurukan jalan tersebut menggunakan limbah kelapa muda.
Selain untuk mencegah kembali longsor, langkah ini sebagai bentuk sindiran kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang yang dinilai lamban dalam menangani kebutuhan masyarakat. Sebab, jalan tersebut merupakan salah satu jalan utama yang digunakan warga untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan pantauan, limbah kelapa dimasukkan ke dalam karung. Setelah itu warga menyusun layaknya pondasi tepat di bagian tepi jalan yang longsor.
Sedangkan untuk bagian tengah, warga langsung membuang bekas kulit kelapa agar rata.
Lijar, salah seorang warga setempat mengatakan, pengurukan menggunakan limbah kelapa dilakukan atas inisiatif masyarakat yang kesal kepada Pemkab Pandeglang. Selain bentuk sindiran, pengurukan ini juga agar tidak terjadi longsor yang lebih parah.
“Iya, jadi warga yang habis mengirim kelapa muda ke Tangerang atau Jakarta, pulangnya membawa limbah kulit kelapa muda dan dibuang untuk menguruk jalan ini,” katanya, Kamis (31/10/2024).
Selain tidak memerlukan biaya, ia mengaku limbah kelapa juga dikenal cukup kuat jika digunakan menjadi bahan urukan. Warga menilai, langkah tersebut menjadi salah satu alternatif mengatasi permasalahan longsor untuk waktu sementara.
“Maka harapannya jalan longsor diuruk pakai limbah kelapa muda ini supaya jalan tidak longsor lagi,” terangnya.
Namun ia dan warga lainnya berharap, pemerintah segera melakukan perbaikan jalan tersebut, agar aktivitas masyarakat kembali normal.
“Akses jalan ini menghubungkan beberapa desa di dua kecamatan yakni Kecamatan Menes dan Cisata. Jadi ini akses utama bagi masyarakat, makanya harus secepatnya ditangani,” ujarnya.
Warga lainnya, Ombi juga mengungkapkan kekecewaannya pada pemerintah yang tak kunjung memperbaiki jalan desa tersebut. Padahal, pasca kejadian, pihak desa langsung melakukan koordinasi dengan Pemkab Pandeglang agar jalan tersebut segera mendapatkan perhatian.
“Daripada dibiarkan saja tanpa dilakukan penanganan. Terus khawatir terjadi longsor lagi, makanya diuruk dengan limbah kelapa muda ini. Minimal dapat menjaga tanah ini tidak longsor lagi,” tambahnya.
(Med/Red)