SERANG – Suasana duka dan isak tangis menyelimuti Lingkungan Cibetik RT 10 RW 03, Kelurahan Walantaka, Kota Serang pada Selasa (26/7/2022). Sembilan orang yang meninggal dunia dalam kecelakaan tabrakan odong-odong dengan kereta api tersebut rupanya masih satu keluarga.
Pantauan BantenNews.co.id di lokasi, keluarga dan para warga setempat bersiaga menunggu kedatangan kesembilan jenazah yang saat ini tengah berada di RS Dradjat Prawinegara. Rencananya para jasad akan dimakamkan di sebuah pemakaman warga yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Atisa (45) yang merupakan adik dari korban kecelakaan yang bernama Sunena (55) mengatakan saat kejadian korban pergi bersama ketiga cucu dan menantunya. Dari kecelakaan itu, ketiga cucunya mengalami luka-luka sementara menantunya patah tulang.
Keluarga sama sekali tidak menaruh firasat apapun pasalnya korban dan ketiga cucunya memang diketahui sering menaiki odong-odong untuk sekadar hiburan.
“Udah biasa pergi naik odong-odong, ya itu ngasuh cucu gitu,” ujar Atisa ketika ditemui di rumah duka pada Selasa (26/7/2022).
Akibat musibah itu, Sunena meninggalkan 4 orang anak dan 6 cucunya.
Ditemui terpisah, salah satu paman dari korban Saptanis (42) menuturkan ketika mendapat kabar ada kecelakaan odong-odong, dirinya langsung menuju lokasi kejadian yang berada di Desa Silebu, Kecamatan Kragilan. Akan tetapi saat tiba di lokasi, keluarga tidak menemui jenazah tersebut.
Diketahui, Saptanis menaiki odong-odong bersama anak perempuannya yang berusia 2 tahun. Dalam kecelakaan maut itu, ia beserta anaknya meninggal langsung dalam kejadian.
“Saya juga enggak tahu persis kejadiannya, saat ke sana udah enggak ada. Ponakan saya itu naik odong-odong sama anaknya,” kata pamannya yang enggan menyebutkan namanya.
Hingga saat ini para warga dan keluarga menunggu kedatangan 9 jenazah yang akan disalatkan terlebih dahulu di Masjid Baitussurub Cibetik. (Nin/Red)