SERANG– Perkumpulan yang menamakan dirinya Kita Nekat mengelar diskusi publik dengan tema ‘Jalan yang Jauh Jangan Lupa Demokrasi’. Diskusi tersebut disebut merupakan respon dari buruknya iklim demokrasi di Indonesia saat ini.
Diskusi tersebut digelar di Kampus Pakupatan Universitas Sultan Ageng Tirtyasa (Untirta) pada Rabu (21/8/2024) kemarin. Para pemantik diskusi merupakan alumni Untirta dan anggota dari perkumpulan tersebut.
Ada empat pemantik diskusi dalam acara tersebut, yaitu Recky Pamungkas, Arman Maulana Rachman, Moh Akbar Ramadan, dan Ahmad Farhan Hidayatullah.
Perwakilan Kita Nekat, Rizky Pelangi mengatakan diskusi digelar sebagai respon dari demokrasi Indonesia yang saat ini di titik nadir. Katanya, itu terjadi karena segelintir elite politik yang sudah tidak memperdulikan konstitusi sebagai dasar bernegara.
Bebasnya lembaga yudikatif dan legislatif dalam membuat norma baru dinilai bertentangan sekali dengan demokrasi. Hilangnya marwah kekuasaan dengan cara tidak mengindahkan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan alarm merah bagi rakyat Indonesia.
“Pembahasan ini menjadi cikal bakal Kita Nekat memantik api-api semangat perjuangan terciptanya kesadaran terhadap bencana sistem demokrasi. Demokrasi Pancasila, Demokrasi Liberal atau Sosial Demokrasi sekalipun tidak terimplementasikan dengan teori yang tercipta terhadap penguasa yang menghasilkan apatisme masyarakat kelas menengah hingga ke bawah,” kata Rizky.
Kita Nekat berharap adanya diskusi ini bisa memantik para peserta agar lebih sadar dan peduli terhadap demokrasi. Sebab, jika terjadi penyelewengan kekuasaan maka yang paling terdampak ialah masyarakat kelas menengah dan bawah.
“Kita Nekat hidup dan hadir saat ini menjadi secercah harapan timbulnya pola pikir intelektualitas yang dimiliki oleh kaum muda yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Kita tidak bisa untuk terus hidup dan larut dalam apatisme yang terjadi dan dirasakan oleh kaum muda sekarang, saatnya untuk bangun, berfikir, dan bergerak,” imbuhnya.
(Dra/red)