SERANG – Dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, tak jadi penghalang bagi dosen dan mahasiswa untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Salah satunya dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang biasa dilakukan para mahasiswa.
Baru-baru ini kelompok Dosen Politeknik Negeri Jakarta melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bersama kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Bontot di Desa Domas Kabupaten Serang.
Kegiatan yang dilaksanakan tersebut juga melibatkan beberapa mahasiswa dari Universitas Bina Bangsa yang kebetulan sedang melaksanakn Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di desa Domas. Sekaligus, narasumber pelatihan juga didatangkan dari Universitas Bina Bangsa Serang, yakni Puspita Maelani, salah satu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Salah satu program pengabdian yang dilakukan adalah pelatihan pemasaran online dan desain kemasan. Saat ini, punya produk yang unik saja belum cukup untuk menarik minat konsumen.
Tim KKM menyadari bahwa perkembangan teknologi yang sangat cepat dan hampir semua sektor bersinggungan dengan digital, telah membuat setiap pelaku usaha perlu untuk meningkatkan kreativitas. Seperti bagaimana memasarkan produknya secara online dan mendesain kemasan agar terlihat lebih menarik.
Kegiatan dilaksanakan di aula kantor Desa Domas, Senin (16/8/2021). Kegiatan pertama penyerahan secara simbolis bantuan alat berupa alat penggiling ikan, dan dilanjutkan dengan pelatihan marketing online.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh kepala Desa Domas, Ukon Hidayat, mengatakan bahwa dirinya menyambut baik kegiatan tersebut. Karena memang UMKM bontot merupakan UMKM yang paling dominan di desa Domas, sehingga masih butuh banyak dukungan dan pembinaan.
“Desa kami juga sedang fokus untuk pengembangan pendapatan desa, salah satunya dari para pengusaha bontot kita bisa kembangkan ke usaha lainnya seperti budidaya rumput laut yang sedang kami rintis,” kata kepala desa yang baru menjabat sejak 2019 tersebut, Selasa (7/8/2021).
Ia menjelaskan adanya pandemi Covid-19 memang berdampak bagi sebagian besar UMKM yang belum memiliki sarana pemasaran/distribusi secara online, tidak sedikit UMKM kolaps bahkan gulung tikar.
“Menghadapi situasi sulit tersebut, UMKM Mutiara Domas produksi bontot milik Ibu Muniroh juga terdampak dalam proses produksi dan marketing. Pemberdayaan masyarakat dalam ekonomi rakyat memang perlu menjadi perhatian kita bersama, terutama dalam masa-masa sekarang ini, di mana masyarakat menjadi semakin dituntut untuk aktif berperan dan bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” ucapnya.
Menurutnya pemasaran produk dan pelayanan usaha bisa dilakukan secara interaktif secara digital dengan memanfaatkan sosial media dan teknologi informasi. UMKM tidak hanya menyediakan barang dagangan saja, namun dengan adanya bentuk pemasaran secara digital, maka pelaku usaha bisa lebih melebarkan jaringan usaha. Dan konsumen pun bisa lebih banyak.
Artinya, para pelaku UMKM tidak hanya menunggu pelanggan saja untuk membeli produknya, melainkan bisa menawarkan produk secara daring dengan hanya menggunakan smartphone.
Pelatihan ini juga mengarahkan kepada pelaku usaha UMKM untuk menggunakan marketplace ataupun onlineshop, dengan system just in time yaitu dengan memproduksi sesuai pesanan atau menyediakan barang atau produk sebagai persediaan dengan presentasi lebih sedikit.
Hal ini untuk meminimalisir kerugian para pelaku UMKM, dan diarahakan juga tentang system dropship artinya para pelaku usaha bekerjasama dengan reseller untuk memarketing produknya agar sampai ke tangan konsumen. Selain itu diarahkan juga tentang bagaimana menginovasi dan marketing produk agar meningkatkan penjualan dan menarik perhatian konsumen.
(Dhe/Red)