Beranda Kesehatan Kelompok 97 KKM Tematik Untirta Sosialisasi Stunting di Labuan

Kelompok 97 KKM Tematik Untirta Sosialisasi Stunting di Labuan

Asep Saputra menyerahkan piagam penghargaan kepada bidan Yaitu Desi Eka Cahyani A,Md. Keb. dalam acara sosialisasi bertajuk "Ayo Kenali Stunting Pada Anak Usia Dini.”

SERANG – Kelompok 97 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa melakukan sosialisasi stunting di Desa Banyumekar, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang pada Selasa (18/1/2022). Kegiatan bertajuk “Ayo Kenali Stunting pada Anak Usia Dini” tersebut melibatkan bidan desa Desi Eka Cahyani.

Selain sosialisasi, kegiatan juag diisi dengan pembagian masker kepada masyarakat sekitar serta pembagian bubur kacang ijo yang tinggi protein nabati sebagai makanan pencegahan stunting pada anak.

“Stunting itu sendiri adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun,” ujar bidan desa Desi Eka Cahyani.

Ia menuturkan, penyebab terjadinya stunting pada anak antara lain tidak mendapat ASI ekslusif, kekurangan asupan energi dan protein, tidak mendapat imunisasi, berat badan lahir rendah, dan gejala yang dapat dilihat adalah anak berbadan lebih pendek untuk anak usianya, pertumbuhan tulang tertunda, berat badan rendah untuk anak usianya.

Kelompok 97 KKM Tematik Untirta berfoto bersama usai sosialisasi bertajuk “Ayo Kenali Stunting Pada Anak Usia Dini.”

“Faktor risiko dari ibu adalah anemia, obat-obatan dan kecukupan energi ibu hamil, dan faktor risiko dari anak adalah familial short stature, nutrisi bayi, bayi berat lahir rendah,” katanya.

Kendati demikian, stunting bisa dicegah yaitu dengan memberikan edukasi pada ibu bayi, ibu hamil dengan memebrikan asupan yang seimbang pada anak agar tidak terjadi potensi stunting pada anak.

Ditambahkan oleh Asep Saputra, selaku Ketua Kelompok 97 KKM Tematik Untirta bahwa masyarakat dan mahasiswa saling berkontribusi dalam acara pencegahan terjadinya stunting pada anak.

“Masyarakat mendapat edukasi tentang bagaimana pemilihan bahan makanan yang tinggi protein, vitamin dan karbohidrat untuk menunjang pertumubuhan anak sehingga stunting tidak terjadi pada anak masyarakat Desa Banyumekar. Kami berharap kegiatan ini dapat bermanfaat untuk masyarakat, khususnya para ibu,” kata Asep didampingi seluruh anggota kelompok.

Informasi yang berhasil dihimpun, Bupati Pandeglang Irna Narulita mengklaim terjadi penurunan kasus stunting di Kabupaten Pandeglang tahun 2021. Angka stunting menurun tajam sebesar 7,8%.

“Dari hasil Penimbangan Bulan Balita 2021 tercatat tercatat ada 13,4% atau 7000 kasus, ada penurunan 7,8% dari jumlah 21,2% yang terjadi pada tahun 2020,” kata Irna. (Red)

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News