SERANG – Kejaksaan Negeri Serang menyelenggarakan program bedah rumah tidak layak huni untuk beberapa warga di Kota dan Kabupaten Serang. Dana program tersebut diperoleh dari Corporate Social Responsibility (CSR) BPJS Ketenagakerjaan Serang dan PT Luckione Environmnl Science Indonesia.
Kepala Kejari Serang, Lulus Mustofa mengatakan alasan pihaknya menginisiasi program tersebut yaitu sebagai program percontohan untuk perusahaan-perusahaan di Serang agar dana CSR-nya bisa digunakan tepat sasaran untuk membantu masyarakat.
“Alhamdulilah di tahun 2024 ini terealisasi lima unit rumah,” kata Lulus kata Lulus saat acara press release kinerja dan peringatan hari anti korupsi di Kejari Serang, Senin (9/12/2024).
Dirinya juga mengatakan sejauh ini sudah ada 5 keluarga yang rumahnya diperbaiki sejak 1 Oktober 2024 lalu, yang berasal dari Cikeusal, Taktakan, Tegaluhur, Sewor. Satu rumah direnovasi dengan biaya sebesar Rp70 juta. Total CSR dari dua perusahaan tersebut untuk 5 rumah mencapai Rp350 juta.
Lulus juga mengatakan, dirinya menugaskan langsung anggotanya untuk melakukan wait and see atau pencarian rumah warga yang benar-benar layak diperbaiki. Jadi, bukan karena adanya permintaan langsung dari warga.
“Alhamdulilah, inshallah ini engga salah sasaran,” ujarnya.
Selain bantuan perbaikan rumah, Lulus juga mengatakan akan memfasilitasi satu keluarga untuk membuat sertifikat tanah.
“Ada yang aset atau tanahnya belum bersertifikat, kami akan fasilitasi untuk pengurusannya biar jelas juga secara hukum bukti kepemilikannya,” imbuhnya.
Perwakilan PT Luckione Environmnl Science Indonesia, Firman Gumilar Sudayat mengatakan pihaknya berharap program ini bisa terus berlanjut untuk tahun-tahun kedepannya. Dirinya mengaku prihatin karena di musim hujan seperti ini tentunya rumah yang layak huni sudah menjadi keharusan.
Dirinya juga berharap program ini bisa menjadi contoh untuk perusahaan lainnya yang berada di Kawasan Industri Cikande.
“Karena selama ini saya komunikasi dengan forum HRD yang lain, mereka itu CSR kurang terarah jadi penerima manfaatnya hanya segelintir orang yang berkepentingan saja, kalau ini kita jelas transparan dan diawasi,” tuturnya.
Penulis: Audindra Kusuma
Editor: Usman Temposo
