SEHARI setelah Reog Ponorogo resmi diakui sebagai warisan dunia dari Indonesia, kini UNESCO secara resmi menetapkan Kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari Indonesia. Dengan begitu, Kebaya menjadi Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia ke-15 yang diinskripsi ke dalam daftar WBTb UNESCO.
Keputusan pengakuan Kebaya ini diumumkan dalam sidang ke-19 Session of the Intergovernmental Committee on Intangible Cultural Heritage (ICH) yang berlangsung di Asunción, Paraguay, 4 Desember 2024 pukul 20.45 WIB. Disebutkan, bahwa “Kebaya: Pengetahuan, Keterampilan, Tradisi, dan Praktik” menjadi bagian dari Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan.
“Penetapan kebaya oleh UNESCO semoga dapat meningkatkan kesadaran global pentingnya pelestarian warisan budaya takbenda karena kebaya tak hanya sebuah simbol budaya, tetapi juga elemen pemersatu yang melampaui batas etnis, agama, dan negara,” ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam keterangan resmi, Kamis (5/12/2024).
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan, nominasi kebaya diajukan secara bersama oleh Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Upaya pengajuan bersama ini, lanjut Fadli Zon, menunjukkan semangat kerja sama dan persatuan negara-negara Asia Tenggara dalam melestarikan warisan budaya bersama.
“Penetapan kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO menjadi momen penguatan kerja sama bagi negara-negara pengusul,” tegas Menteri yang juga kolektor 1.000 keris ini.
Dengan pengakuan ini, Fadli Zon, berharap warisan budaya kebaya akan semakin dihargai dan diteruskan kepada generasi mendatang sebagai simbol identitas dan harmoni budaya yang melintasi batas negara. Satu hal yang ditekankan Fadli Zon, kebaya bukanlah pakaian tradisional semata, namun ia adalah simbol identitas kebudayaan Asia Tenggara.
“Kita harus bangga dan menggunakan kebaya dalam berbagai kesempatan sebagai upaya pelestarian kebudayaan,” tambah mantan Wakil Ketua DPR RI ini.
Saat ini, kebaya juga telah hadir dan ditampilkan dalam desain kontemporer di ajang-ajang seperti kontes kecantikan dan upacara penghargaan, yang tentu saja mencerminkan keunikan budaya pemakainya. Dengan menjadi bagian dari Daftar Representatif UNESCO, kebaya memperkuat dialog antarbudaya, mempromosikan perdamaian, dan mendorong penghormatan terhadap keragaman budaya. Dalam nominasi ini, negara-negara pengusul juga menekankan peran kebaya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Fadli Zon berharap penetapan ini dapat berkontribusi pada kesejahteraan rakyat, pengembangan ekonomi inklusif, dan pengurangan kemiskinan. Tak lupa, Fadli menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam proses nominasi ini.
Indonesia saat ini memiliki 2.213 warisan budaya tak benda level nasional dan 228 cagar budaya peringkat nasional. Selain Kebaya, Indonesia sudah mendapatkan pengakuan atas 14 Warisan Budaya Takbenda (WBTb) kepada UNESCO. Ke-14 WBTb itu yakni Reog Ponorogi pada 3 Desember 2024, Wayang yang diakui pada 2008, Keris diakui tahun 2008, Batik resmi diakui tahun 2009, Pendidikan dan Pelatihan Batik (2009), Angklung pada 2010, Tari Saman tahun 2011, Tas Noken tahun 2012, tiga jenis Tari Bali diakui tahun 2015, Kapal Pinisi pada 2017, tradisi Pencak Silat diakui tahun 2019, Pantun tahun 2020, Gamelan pada 2021, dan budaya sehat Jamu tahun 2023.
Penulis : Tim Redaksi