SERANG – Kawasan kumuh di Kota Serang akan ditangani secara keroyokan melalui berbagai program. Beberapa bantuan program dari pemerintah pusat akan dimaksimalkan untuk mempercepat penuntasan wilayah kumuh tersebut. Target 114 hektare penuntasan kawasan kumuh melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) juga diyakini bakal tercapai.
“114 hektare itu bicara global yang harus ditangani, bukan seluruhnya memenuhi aspek kekumuhan, jadi kami rasa bisa dapat dicapai,” ujar Kepala Satker Pembangunan Infrastruktur Permukiman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PIP DPRKP) Kota Serang Iphan Fuad, Senin (3/9/2018).
Dikatakan, pada tahun sebelumnya program Kotaku hanya mampu menyelesaikan 30 hektare saja. Namun untuk tahun ini, beberapa program dari pusat yang merupakan bantuan dari Bank Dunia dan Bank Islam Pembangunan akan dimaksimalkan sesuai dengan wilayah-wilayah yang terindikasi kumuh.
“Kita sama-sama saling mendorong dan membantu untuk menyelesaikan kawasan kumuh tersebut. Main keroyokan lah, semua program masuk, misalnya Neighborhood Upgrading and Shelter Project (NUSP) menangani saluran, Kotaku sesuai dengan indikator apa yang menjadi temuan, itu ditangani,” jelasnya.
Beberapa program dari pusat tersebut diantaranya adalah, Sanimas, Kotaku dan NUSP, dan setiap program tersebut memiliki wilayah irisan yang saling melengkapi.
Selain itu, khusus penanganan kawasan kumuh, tidak dilakukan secara seragam, namun disesuaikan dengan temuan-temuan yang ada di lapangan sehingga tidak ada prioritas dominan dalam penyelesaian saat ini.
“Semua aspek masuk, jadi dalam satu kawasan itu misalnya, indikatornya drainase, itu yang ditangani. Di tempat lain indikatornya jalan, ditangani jalan permukimannya, tidak seragam tergantung indikator kekumuhan yang ada,” ujarnya.
Untuk tahun ini, baru tahapan administrasi pengajuan dan pencairan dana, namun ia optimis dapat selesai pelaksanaannya.
Sebelumnya, Sebanyak 114,51 hektar daerah kumuh di Kota Serang direncanakan akan ditata pada tahun 2018 melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Untuk menunjang hal tersebut, Koordinator Kota Serang program Kotaku melakukan pelatihan keterampilan bagi masyarakat terkait pertukangan.
“Wilayah kumuh Kota Serang berdasarkan SK tahun 2014 itu sebesar 202,54 hektare, dan ditargetkan akan selesai pada tahun 2019 nanti,” ujar Konsultan Program Kotaku Kota Serang, M. Nana Supriatna.
Untuk tahun 2017 yang lalu, program Kotaku berhasil menyelesaikan seluas 38,42 hektar di 16 kelurahan. Ditargetkan akan ada peningkatan luas lahan kumuh yang dibangun, namun dengan pengurangan target kelurahan.
“Untuk 2018 ditargetkan 114,51 hektar, tahun 2017 kita ada 10 kelurahan, untuk 2018 ini 7 kelurahan,” lanjut pria yang merupakan lulusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Untirta tersebut.
Menurutnya, secara total ada 16 kelurahan yang dinyatakan memiliki daerah kumuh, dan Kelurahan Drangong menjadi wilayah terbesar yang mencapai luas 11 hektare lebih. Sedangkan untuk anggaran program Kotaku sendiri berasal dari Bantuan Dana Investasi (BDI) dari APBN.
“Untuk tahun 2018 ini, yang 7 kelurahan tersebut mendapatkan kucuran anggaran sebesar Rp. 6 miliar,” ucapnya. (Dhe/Red)