Beranda Kesehatan Kasus PDP Covid-19 Meninggal di Cilegon Tinggi, Dinkes: Kita Kesulitan Dapat Rumah...

Kasus PDP Covid-19 Meninggal di Cilegon Tinggi, Dinkes: Kita Kesulitan Dapat Rumah Sakit Rujukan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon Arriadna. (Foto : Usman/bantennews)

CILEGON – Kasus meninggalnya Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di Kota Cilegon terbilang tinggi. Tercatat hingga Selasa (14/4/2020), PDP yang berpulang sebanyak 7 orang dari sebanyak 10 orang yang dinyatakan PDP di Kota Baja.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon, Arriadna menyatakan petugas medis di Kota Cilegon sudah cukup baik dalam melakukan penanganan PDP di Kota Cilegon, namun karena kebanyakan PDP sudah lanjut usia dan memiliki penyakit bawaan, sehingga tiba di rumah sakit sudah parah.

“Penanganan di rumah sakit sudah baik, namun karena datang sudah parah, jadi cukup sulit. Semua PDP ini ditangani sesuai prosedur seperti sudah dirapid test, di-swab dan lainnya, tapi karena daya tahan tubuhnya tidak baik, jadi kejar-kejaaran dengan penyakit lainnya, pasien datang sudah parah, bukan karena penanganannya yang tidak baik,” ujar Arriadna, Selasa (14/4/2020).

Arriadna menyatakan petugas medis di Cilegon berusaha semaksimal mungkin melakukan penanganan. Namun yang menjadi kendala, di Cilegon tidak ada rumah sakit rujukan Covid-19, sehingga harus menunggu kamar kosong di rumah sakit rujukan di Banten.

“Saat hendak mau dirujuk sangat sulit, saat hendak kita rujuk tidak ada tempat kamar yang kosong, akhirnya kita tangani dulu sampai membaik. Semua PDP meninggal di Kota Cilegon dalam proses nunggu rujukan rumah sakit yang kosong, namun pada saat pasien kondisinya sudah jelek, itu tidak boleh dirujuk, ya terpaksa harus ditangani dulu,” terangnya.

Arriadna mengungkapkan bahwa semua PDP Covid-19 yang meninggal di Kota Cilegon memiliki penyakit bawaan seperti stroke dan diabetes.

“Jadi ada dua stroke, satu diabetes, satu gagal ginjal. Pokoknya pasien ini punya penyakit begitu, jadi meninggalnya datang ke rumah sakit langsung parah, jadi di dalam kondisi yang sulit memang, mau di rumah sakit mana juga berat,” terangnya.

Arriadna meminta kepada masyarakat agar selalu menjaga kesehatan sesuai dengan imbauan pemerintah.

“Artinya jangan meminta orang kesehatan menyelesaikan itu sendiri, masyarakat bisa sakit itu awalnya dari masyarakat itu sendiri, garda terdepan menjaga kesehatan itu bukan di petugas kesehatan, tapi di masyarakat itu sendiri. Kami ini yang menerima risiko yang sudah sakit, bagaimana masyarakat supaya tidak sakit, itu yang harus ditekankan,” imbuhnya.

(Man/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News