SERANG – Elektrifikasi atau keterjangkauan tenaga listrik oleh semua wilayah dan warga negara Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Bahkan, di sejumlah wilayah yang tak jauh dari ibukota Jakarta pun, masih ada yang tak teraliri listrik. Pulau Tunda, Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten adalah salah satunya.
Terhadap hal ini, Pemerintah Provinsi Banten menegaskan dukungan terhadap ketersediaan listrik bagi semua warga, termasuk warga di pulau tersebut. Saat ini, listrik di Pulau Tunda hanya nyala beberapa jam saja pada malam hari.
Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, Kamis (6/8/2020) menegaskannya, persoalan akses listrik di Pulau Tunda, sudah disampaikan ke instansi terkait, yakni Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Banten. “Informasi terkait persoalan listrik di Pulau Tunda sudah masuk ke Dinas ESDM,” kata Andika.
Andika mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait, agar Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, teraliri listrik dengan baik. “Jadi nanti kita koordinasikan, tinggal bagaimana nanti dikoordinasikan agar dapat tadi, menuntaskan persoalan yang ada di sana,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa mengatakan akan mengalokasikan anggaran untuk perbaikan peralatan yang sudah ada. Anggaran coba akan disiapkan di tahun 2021. “Sehingga masyarakat bisa menikmati listrik 24 jam, nanti kita coba anggarkan,” ujarnya saat beraudiensi dengan perwakilan warga Pulau Tunda di ruang kerjanya, kemarin.
Sebelumnya, Kepala Desa Wargasara, Hasim, mengatakan, masyarakat di Pulau Tunda selama ini belum bisa menikmati listrik selama 24 jam penuh seperti yang dialami masyarakat lainnya di Tanah Air. Dalam satu hari satu malam, jika PLTD berfungsi, masyarakat bisa menikmati listrik sekitar 5 jam saja, yakni pada malam hari mulai pukul 18.00 sampai dengan pukul 22.00.
Selanjutnya untuk penerangan lampu dari malam hingga pagi, rumah-rumah warga di pulau berpenduduk 1.000 orang lebih itu bergantung kepada listrik dari PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Pembangkit ini hanya bertenaga 25 Kilo volt ampere yang hanya bisa menyediakan arus listrik selama 2 atau 3 jam saja untuk 300-an rumah di sana, termasuk fasilitas umumnya.
“Memang persoalan listrik masih menjadi kendala sebagian besar masyarakat Pulau Tunda. Namun bagi yang ekonominya mampu, mereka menggunakan genset untuk kebutuhan listrik mereka sehari-hari,” jelas Hasim. (ink/red)