Beranda Uncategorized Kali Peng Lama Tak Dinornalisasi, Lontar Tirtayasa Kering Seperti Desa Mati

Kali Peng Lama Tak Dinornalisasi, Lontar Tirtayasa Kering Seperti Desa Mati

KAB. SERANG – Pemandangan tak indah tampak terlihat di Kali Peng, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten. Tumpukan sampah domestik yang didominasi plastik memenuhi badan sungai.

Kali Peng dahulunya menjadi tempat untuk bergantung mengairi tambak-tambak milik warga dan juga sawah di Kecamatan Tirtayasa. Namun, kini kondisi sungai dangkal dan tak ada air yang mengalir.

Salah satu warga setempat, Payumi mengatakan, aliran air Kali Peng yang mati sangat berdampak pada kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat setempat yang mengandalkan air dari Kali Peng. Salah satu dari sekian dampaknya, ratusan hektare tambak di Kecamatan Tirtayasa mengalami kekeringan.

Para petani tambak ikan maupun udang tidak bisa melakukan budidaya hingga harus beralih profesi. Mereka terpaksa menjadi kuli bangunan, ABK di kapal hingga berangkat ke luar negeri untuk menjadi TKI.

“Sungai itu untuk pengairan tambak, dan pembuangan air dari sawah Desa Kebon dan Alang-Alang. Karena Kali Peng itu nyambung antara Desa Alang-Alang dan Kebon. Ratusan petani tambak sudah beberapa tahun tidak bisa berbudidaya ikan,” ujarnya kepada BantenNews.co.id, Rabu (1/11/2023).

Ia menyebutkan, tak hanya dipenuhi sampah tetapi keadaan permukaan Kali Peng saat ini sudah sejajar dengan tanah rumah warga yang berada di dekatnya. Diketahui Kali Peng sendirk belum pernah dinormalisasi sejak tahun 1993.

Kondisi itu juga diperparah ketika musim hujan dan air laut pasang terjadi. Banjir akan memenuhi rumah warga di Desa Lontar lantaran tidak ada tempat air untuk mengalir.

“Iya, sangat parah dan ekstrem. Jadi air laut sekali pun pasang tidak bisa masuk ke ratusan hektare tambak, kalau musim penghujan di beberapa kampung di Desa Lontar banjir karena airnya nggak bisa keluar,” katanya.

Atas keadaan tersebut, masyarakat Desa Lontar meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang hingga pemerintah pusat bisa segera menormalisasi Kali Peng. Namun, sampai hari ini permintaan normalisasi belum juga dikabulkan.

Normalisasi Kali Peng yang dibutuhkan warga hanya 500 meter, mulai dari pelelangan ikan Desa Lontar sampai belokan sungai yang mengarah ke Desa Alang-Alang.

“Yang kami harapkan normalisasi itu hanya sekitar 500 meter saja, di induk Kali Peng yg dari pelelangan ikan Desa Lontar sampai segogaan (belokan kali) aja, hanya supaya air laut bisa masuk aja, kalau memang pemerintah tidak kuat untuk membiayai secara permanen, cukup normalisasi aja,” tegasnya.

Para warga yang meminta adanya normalisasi Kali Peng membutuhkan aksi nyata bukan hanya isapan jempol. Keadaan tumpukan sampah, permukaan sungai yang dangkal membuat mereka khawatir jika terus menerus kondisi ini terjadi akan menimbulkan penyakit yang membahayakan.

(Nin/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News