CILEGON – Perjuangan Wahyudi (44), sang inovator yang telah berhasil menciptakan produk kompos organik dan pelet ikan dari darah sapi berprotein tinggi secara mandiri sejak tahun 2017 silam patut diacungi jempol.
Berkat semangat, kegigihan dan penuh percaya diri selama ini akhirnya telah menghantarkannya sebagai peraih juara kedua dalam Gelar Teknologi Tepat Guna Nusantara (GTTGN) XXIV Tahun 2023 di Provinsi Lampung untuk kategori Teknologi Tepat Guna (TTG) Unggulan Tingkat Nasional yang dihelat di Hall C Pusat Kebudayaan dan Olahraga (PKOR) Way Halim, Bandar Lampung pada Rabu (7/6/2023).
“Alhamdulillah perjuangan selama ini terbayarkan, saya sudah berhasil meraih juara kedua ya, karena juara satu diraih oleh tuan rumah. Saya senang karena sudah bisa membanggakan Provinsi Banten dan Kota Cilegon juga,” ujarnya kepada BantenNews.co.id melalui sambungan telepon.
Melalui produk inovasinya yang dinamakan Pelipur Lara alias Pemanfaatan Limbah Pemotongan Hewan Ruminansia, Solusi Pencemaran Lingkungan, Air dan Udara, Wahyudi meraih penghargaannya secara langsung dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Republik Indonesia, Abdul Halim Iskandar, mewakili Presiden RI Joko Widodo yang berhalangan hadir karena tengah melakukan kunjungan kerjanya ke Singapura dan Malaysia.
“Saya mendapatkan piala, piagam, dan penghargaan Satya Lencana di bidang inovasi serta uang pembinaan senilai Rp20 juta,” sambungnya penuh suka cita.
Baca : Sukses Kelola Limbah RPH Cilegon, Wahyudi Raih Inovator Tingkat Nasional
Semangat pegawai di UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) Cilegon ini diberitakan sebelumnya tak kenal lelah. Kendati telah merogoh kocek pribadinya ratusan juta rupiah hingga harus memaksanya meminjam dana ke bank, hal itu tidak menyurutkan semangat untuk terus melakukan penelitian dan uji coba terhadap rumen dan darah sapi, material yang dikategorikan sebagai limbah sapi yang disembelih di RPH selama ini.
“Terakhir kemarin, saya juga harus modal sendiri untuk membuat miniatur kolam biflok dari bambu berdiameter 1,5 meter untuk mengisi stand Provinsi Banten di GTTGN. Jadi kolam miniatur itu saya bawa ke Lampung buat alat peraga presentasi dan pameran, karena saya ingin mengenalkan inovasi ini dari hulu ke hilir. Ada dua operator saya yang ikut, karena saya juga membawa mesin yang kecil pengolahan pelet,” terangnya.
Inovasi Wahyudi telah berhasil mengharumkan nama Provinsi Banten dan Kota Cilegon hingga dua kepala daerah tersebut turut menikmati buah pemikirannya selama ini dengan meraih penghargaan Satya Lencana Bakti Inovasi Desa.
“Rencana ke depan, saya tadi juga mendapatkan bantuan dari Kemendes yang akan membantu memfasilitasi untuk pembuatan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) agar inovasi ini dapat dipatenkan. Apalagi tadi juga banyak yang berkunjung ke stand kami dari berbagai daerah yang tertarik mereplika inovasi ini untuk mengatasi pencemaran lingkungan,” tandasnya.
Selamat Inovator !
(dev/red)