SERANG – Kondisi pandemi Covid-19 dan kebijakan physical distancing yang sedang terjadi saat ini berdampak pada pelemahan kondisi perekonomian akibat terbatasnya aktivitas warga. Upaya menjaga ketahanan pangan menjadi isu yang cukup penting, karena kebutuhan dasar masyarakat terutama pangan harus tetap terpenuhi di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Kepala Bank Indonesia Banten, Erwin Soeriadimadja mengatakan salah satu sentra komoditi cabai di Desa Baros, Kabupaten Serang, tetap aktif berproduksi di tengah pandemi Covid-19. Bertempat di ketinggian 112 mdpl dan didukung oleh ketersediaan sumber air dari Sungai Ciwaka, memang daerah tersebut tergolong ideal sebagai lokasi budidaya cabai dan hortikultura.
Klaster binaan KPw Bank Indonesia Provinsi Banten yang berada di Desa Baros yaitu Kelompok Tani Setia Kawan, telah berdiri sejak tahun 1978 dan memiliki jumlah anggota saat ini mencapai 37 orang dengan luas lahan garapan 14 hektare. Produksi cabai di Desa Baros sekitar 28,6 ton per tahun. Hasil panen cabai rata-rata 0,7 kg per pohon, atau dengan populasi 12 ribu pohon/ha maka hasil produksi cabai dalam satu hektare mencapai 8,4 ton. Sementara itu, Pasar Lokal Baros yang menyupalai kebutuhan cabai bagi masyarakat Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang, membutuhkan pasokan cabai rata-rata 10 ton per bulan atau 120 ton/tahun.
“Melihat data dimaksud, maka peningkatan kapasitas produksi petani dari Desa Baros masih sangat dibutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan Pasar Lokal Baros, yang saat ini pemenuhan pasokannya masih mendatangkan cabai dari luar daerah,” ujarnya, Kamis (16/5/2020).
Sebagai upaya peningkatan kapasitas produksi cabai yang merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi daerah, pada tahun 2019 BI Banten telah memfasilitasi Poktan Setia Kawan untuk mengikuti studi banding dan kunjungan belajar tentang budidaya cabai ke Puslitbang Hortikultura – Cimanggu Bogor. Selain itu BI Banten bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten, memberikan bantuan teknis berupa pembuatan demplot dan pendampingan yang intensif bagi petani.
“Di tengah pandemi Covid-19, petani di Baros tetap bersemangat untuk bercocok tanam dan tidak menyurutkan niat mereka untuk pergi ke ladang. Pemahaman tentang penanganan Covid-19 dari media televisi, membuat petani hidup bersih dan tetap berusaha menjalankan protokol kesehatan,” ujarnya.
Saat ini usaha mereka akhirnya membuahkan hasil, karena di tengah pandemi, para petani tersebut memanen hasil tanaman cabainya. Hasil panen cabai yang dihasilkan sebanyak 960kg/ha, dan dengan rata-rata pemetikan cabai bisa dilakukan sampai dengan 10 kali, maka artinya petani diperkirakan mampu mencapai 9.6 ton/ha sampai dengan akhir masa panen, atau meningkat + 14% dari masa panen sebelumnya.
Pemandangan berbeda pun tampak di tengah sorot wajah kebahagiaan petani yang sedang panen cabai, yaitu mereka tampak memakai masker kain yang diproduksi oleh UMKM Mitra BI Banten, saling menjaga jarak dan konsisten menjalankan pola hidup bersih dengan rajin mencuci tangan.
Dengan program bantuan teknis yang telah diberikan berupa pembuatan demplot dan pendampingan, petani mendapatkan pengetahuan baru mengenai teknik dan teknologi budidaya cabai dari tahap pengolahan tanah, pesemaian sehat, pengendalian hama dan penyakit sehingga bermanfaat dalam peningkatan kapasitas produksi sehingga hasil panen saat ini dapat meningkat.
“Hasil produksi cabai Poktan Setia Kawan di tengah kondisi pandemi ini menjadi memberi angin segar bagi stok ketahanan pangan di Banten, khususnya Kabupaten Serang. Semoga dengan pengetahuan yang telah dimiliki dan dukungan yang terus diberikan oleh BI Banten, Poktan Setia Kawan terus menjaga semangat dan kesehatannya sehingga tetap mampu berproduksi demi ketahanan pangan khususnya di Provinsi Banten,” ujarnya. (Dhe/Red)