SERANG – Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto resmi dilantik jadi Menteri Pertahanan (Menhan) di Kabinet Indonesia Maju. Selama lima tahun ke depan, Prabowo tak boleh punya visi sendiri.
Merunut ke belakang, Prabowo sudah menyerahkan konsep-konsep terkait pertahanan negara ke Jokowi. Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria menyatakan konsep program pemerintahan yang dibawa Prabowo memiliki kesamaan dengan visi-misi Jokowi.
Hal senada disampaikan oleh Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Wakil Ketua DPR ini bahkan merinci program-program di sektor mana saja yang ‘di-ACC’ Jokowi. Beberapa konsep diterima antara lain terkait ketahanan pangan dan energi, ekonomi, kemandirian pangan, hingga kemandirian pertahanan.
Konsep Prabowo berbuah manis. Gerindra mendapat jatah dua kursi menteri, pertama untuk sang Ketum Prabowo dengan jabatan Menhan, kursi kedua diberikan kepada Waketum Gerindra Edhy Prabowo, yang sudah dilantik menjadi Menteri KKP.
“Sesuai dengan konsep yang kita berikan, itu yang diberi tanggung jawab oleh Jokowi sehingga kami ya menyatakan dapat menerima karena konsep kami diterima,” kata Dasco di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (21/10/2019).
Di sisi lain, Jokowi dalam pidato terakhirnya di sidang kabinet paripurna periode 2014-2019 sempat menyinggung menteri tak boleh punya visi-misi sendiri. Hal itu semata-mata agar pemerintahan berjalan satu jalur, yakni menjalankan visi-misi Presiden.
“Agar semuanya kita betul-betul berada dalam satu visi, satu tujuan, dan satu jalur,” ujar Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019).
Jokowi kemudian mengulang lagi larangan menteri tak boleh punya visi-misi setelah mengumumkan susunan Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (23/10/2019). Dia menegaskan, meski para menteri membawa program kerja untuk membangun RI, para menteri tak diizinkan memiliki visi-misi sendiri.
“Saya juga sudah memerintahkan kabinet. Untuk yang pertama, jangan korupsi. Menciptakan sistem yang menutup terjadinya celah korupsi. Yang kedua, tidak ada visi-misi menteri. Yang ada hanya visi-misi Presiden dan Wakil Presiden,” kata Jokowi seusai pelantikan menteri di Istana, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Dalam pesannya, Jokowi meminta kerja cepat, kerja keras, dan kerja produktif. Dia juga tak ingin para jajaran menterinya terjebak dengan rutinitas yang monoton. Kemudian kerja menteri juga harus berorientasi hasil nyata.
“Kemarin sudah sampaikan, tugas kita bukan hanya send. Tetapi (memastikan) delivered. Lalu selalu mengecek masalah di lapangan dan temukan solusinya. Terakhir, semuanya harus serius dalam bekerja,” ujar Jokowi seperti dikutip dari detik.com.
Di periode keduanya, Jokowi tak main-main soal kinerja para menteri. Menteri Kabinet Indonesia Maju terancam dicopot apabila kinerjanya tak sungguh-sungguh.
“Saya pastikan, yang nggak serius, yang nggak sungguh, saya berikan kemarin semuanya, hati-hati, bisa dicopot di tengah jalan,” kata Jokowi.
Sementara itu, Prabowo sebelum dilantik sempat menyatakan siap bekerja keras untuk mencapai sasaran dan harapan Presiden.
“Saya akan bekerja sekeras mungkin untuk mencapai sasaran dan harapan yang ditentukan,” ujar Prabowo, Senin (21/10/2019)
(Red)