KAB. TANGERANG – Amanah, sepupu dari istri TR, nelayan yang mennggal menyebut bahwa istri korban sempat memiliki firasat buruk. Apalagi TR melaut dalam kondisi sakit sehabis berobat ke puskesmas.
“Udah dibilang jangan ngaur (nangkap ikan-red) dulu, kondisinya masih lemes abis berobat siang. Tetep maksain diri jam 8 malam (11/11/2020) berangkat, habisnya kemarin lusa dapat ikan 7 kilogram barangkali dapat lebih dari itu,” ujar Amanah kepada BantenNews.co.id, Kamis (12/11/2020).
Semakin kencang firasat buruk itu timbul, pada jam 11 malam, tetangga yang menangkap ikan sudah pulang. Namun, TR belum juga kembali ke rumah.
“Si Atun (istri TR-red) meminta tolong ke tetangga untuk mencari suaminys di laut. Sampai pagi belum tidur itu dia. Sampai jam 8 pagi suaminya ketemu udah ngapung meninggal di laut,” ungkapnya.
Sementara itu, Sali (68) nelayan yang pertama kali menemukan korban berinisial JJ mengatakan korban dalam keadaan tengkurap dengan terikat jaring di atas perahu yang sudah terbalik.
“Saya cari pagi-pagi sambil nangkap ikan, sekitar jam 7 pagi nemuin korban keadaan tengkurap di atas perahu yang terbalik terus kakinya kelilit jaring. Pas saya deketin sudah meninggal dunia,” terang Sali.
Tak berselang lama, kata Sali, TR pun ditemukan sudah tidak bernyawa dalam posisi mengapung di perairan batas Desa Tanjung Burung dan Desa Tanjung Pasir.
“Saya sudah kasih tanda semua itu kedua korban pake bambu, biar nanti polisi nyari kelihatan ada tanda,” ujarnya.
(Ren/Red)