SERANG – Menjelang hari raya Idul Fitri, ada tradisi jedogan di Kota Serang. Tradisi ini berupa pasar tumpah di kawasan perdagangan Royal. Dalam tradisi ini, seluruh kawasan Royal ini akan dipenuhi pedagang kebutuhan lebaran. Para pedagang menggelar lapak dagangannya hingga menutupi badan jalan. Alhasil, kawasan ini akan ditutup untuk lalu lintas kendaraan. Tradisi ini biasanya berlangsung selama tiga hari menjelang lebaran, dan puncaknya adalah pada malam takbiran.
Dalam rapat Forkopimda beberapa hari lalu, Pemkot Serang telah mempersiapkan beberapa langkah untuk menghadapi tradisi jedogan.
Walikota Serang Syafrudin menyatakan, untuk menghadapi tradisi jedogan, Pemerintah Kota Serang dalam waktu dekat akan melakukan penutupan jalur pada ruas jalan terentu.
“Terkait pasar tumpah atau biasa dikenal jedogan, yang biasa dilakukan penutupan oleh para pedagang, ini sudah dikeluarkan izinnya baik dari Dishub, kepolisian maupun unsur lainnya. Ini biasa ditutup selama tiga hari, hingga menjelang lebaran, hanya memang tinggal dipersiapkan lahan parkir dan ruas jalannya” ujarnya.
Kepala Dishub Kota Serang Ikbal mengatakan, Dishub Kota Serang akan menyiapkan beberapa lahan parkir untuk masyarakat yang mengakses lokasi kawasan Royal.
“Jadi memang yang harus kita waspadai adalah, beberapa titik parkir yang harus kita persiapkan, sehingga kami imbau kepada masyarakat yang tidak memiliki kepentingan ke tempat tersebut lebih baik kita hindari, agar dapat mengurai kepadatan,” ujar Ikbal.
Dishub juga akan melakukan pengawasan dan pengamanan untuk mencegah adanya pungli parkir. “Seperti kasus tahun kemarin, jadi ada pengadaan tarif parkir yang melampaui dengan yang ada di perda. Berdasarkan dari informasi yang didapat hal tersebut bukan merupakan tim kita, namun perorangan yang memiliki kepentingan pribadi,” tambah Ikbal. (Ink/Red)