TANGERANG – Kasus stunting saat ini menjadi perhatian khusus Pemerintah Provinsi Banten. Dalam rangka menurunkan angka stunting tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten melakukan langkah-langkah intervensi hingga lapisan paling bawah.
Di tempat terpisah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramujdi Hastuti menyatakan bahwa permasalahan stunting harus menjadi perhatian dan kerjasama semua pihak. Sinergi lintas lembaga menurutnya akan dapat menekan angka stunting di Banten dengan cepat.
“Dimana angka stunting Banten masih cukup tinggi yang mana tahun 2021 hasil dari survei di angka 24,5 persen sedangkan angka nasional 24,4 persen dari target 21,1 persen,” kata Kadinkes Banten Ati Pramudji Hastuti, Rabu (22/6/2022).
Dalam kegiatan Monitoring Banten Cegah Stunting di Aula Kecamatan Kresek, kabupaten Tangerang yang dihadiri para perwakilan kecamatan, para kepala desa dan kader posyandu itu, petugas Dinkes Banten memaparkan bahaya, penyebab hingga langkah pencegahan stunting.
Lanjut Ati, pihaknya akan melakukan langkah intervensi spesifik dengan meningkatkan pemberian vitamin, tablet tambahan darah pada ibu hamil, pemberian zink dan vitamin A kepada anak.
“Provinsi Banten sedang berusaha keras semoga di tahun berikutnya angka stunting kita bisa turun,” katanya.
Ditempat yang sama anggota Komisi V DPRD Banten Iskandar menyampaikan, selain menggencarkan sosialisasi, dalam rangka menekan angka stunting ini perlu juga ada kesadaran dari masyarakat dan upaya kerja-kerja bersama. Tentu, dengan dukungan anggaran yang memadai.
“Kita (komisi V DPRD Banten) akan perbesar anggarannya (untuk penanganan stunting) kita akan perkuat anggarannya,” katanya.
(ADV)