SERANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten tetap berkomitmen dalam penanganan stunting atau penyakit gizi kronis. Stunting sendiri merupakan kondisi dimana tubuh bayi kekurangan nutrisi (malnutrisi).
Namun bukan hanya itu saja penyebab terjadinya stunting, kurangnya akses air bersih dan sanitasi yang buruk ternyata juga menjadi penyebab tingginya angka stunting di Indonesia.
Menurut riset Kementerian Kesehatan (Kemkes), stunting yang disebabkan oleh tidak adanya air bersih dan sanitasi buruk cukup signifikan. Tak heran, kalau akses air bersih masuk sebagai salah satu tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) dengan target tahun 2030.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten sendiri membagikan trik penyehatan air. Hal ini juga bagian dari upaya mencegah stunting di Provinsi Banten.
Kepala Dinkes Provinsi Banten dr Ati Pramudji Hastuti mengatakan, setidaknya terdapat tiga cara mencegah stunting melalui penyehatan air.
“Pertama, membuat akses ketersediaan air minum yang layak dan aman. Dan ini harus dipenuhi melalui intervensi sensitif melalui dinas teknis, dalam hal ini Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPRKP),” kata Ati, Selasa (30/7/2024).
Kedua, lanjut Ati, mengolah air minum dengan cara dimasak di suhu 100 drajat celcius. “Bagi masyarakat yang menggunakan air sumur ataupun pompa wajib memasak air terlebih dahulu sebelum bisa diminum. Hal ini untuk membunuh kuman penyebab diare dan parasit yang mengganggu proses penyerapan nutrisi anak, yang mana hal ini merupakan salah satu penyebab anak menjadi stunting,” terangnya.
Ketiga, Ati mengungkapkan, menyimpan air minum dalam wadah bersih dan tertutup. “Hal ini guna menghindari paparan bakteri ke dalam air minum,” ungkapnya.
Menurut Ati, pencegahan stunting, tidak hanya terkait soal asupan gizi yang baik pada 1.000 hari pertama kehidupan, tetapi juga memastikan kecukupan kebutuhan air bersih dan air minum yang aman. (Adv)