Beranda Peristiwa Ibu Muda di Cilegon yang Diduga Bunuh Diri Disebut Alami Baby Blues...

Ibu Muda di Cilegon yang Diduga Bunuh Diri Disebut Alami Baby Blues Syndrome, Ini Kata Psikolog

Polisi mengevakuasi jasad wanita muda yang tertabrak kereta karena diduga bunuh diri. (Ist)

CILEGON – Seorang ibu muda bernama Latifah Ismul Fauziyah (24) warga Lingkungan Jombang Kali, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang tewas tertabrak kereta api barang. Korban meninggal dunia diduga bunuh diri.

Korban meninggal dunia setelah tertabrak kereta api barang Nomor KAI 2656 di Lingkungan Ketileng, Kelurahan Ketileng, Kecamatan Cilegon sekira pukul 09.50 WIB, Rabu (3/1/2024).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban merupakan ibu rumah tangga yang baru sepekan lalu melakukan persalinan atau melahirkan. Sebelum meninggal dunia, korban sempat mengirim pesan kepada sang suami agar tergar menjalani hidup dan merawat sang buah hati.

Semasa hidupnya, almarhumah juga dikenal sebagai pribadi yang baik dan aktif sebagai pesilat di salah satu perguruan silat di Kota Cilegon ketika masih gadis.

Disebut-sebut, penyebab almarhumah bunuh diri di perlintasan kereta api tersebut diduga karena mengalami depresi akibat baby blues syndrome pasca melahirkan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Evi Afiati menjelaskan fenomena baby blues syndrome sering dialami oleh seorang wanita yang baru selesai persalinan atau melahirkan.

Tak tanggung-tanggung, fenomena baby blues syndrome ini memiliki persentase yang cukup tinggi. Namun, tak sedikit dari mereka yang tidak menyadarinya.

Fenomena baby blues syndrome itu juga umumnya muncul dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah melahirkan. Rentang waktu ini bisa bervariasi antara individu satu dan lainnya

“Sebetulnya untuk baby blues ini dapat terjadi sekitar 50-80 persen wanita setelah melahirkan. Artinya, ini tuh angkanya cukup tinggi. Tapi mereka itu kebanyakan tidak paham bahwa mereka ini mengalami baby blues,” jelasnya.

Evi membeberkan, setidaknya ada 5 gejala baby blues syndrome yang perlu diketahui bagi seorang wanita, antara lain sering merasa sedih, menangis, mudah tersinggung, dan marah tanpa sebab pasca melahirkan.

“Kemudian mengalami kesulitan tidur meskipun dia itu lelah, tapi dia sulit tidur. Jadi lelah secara fisik kan harusnya bisa segera tidur, tapi ini mengalami kesulitan tidur. Keempat, dia itu selalu merasa cemas dan kelima suasana hatinya naik turun atau fluktuatif. Penting untuk diingat juga, bahwa baby blues bersifat sementara dan merupakan respons emosional normal terhadap perubahan hormonal dan adaptasi baru sebagai orang tua. Gejala ini akan mereda dengan sendirinya dalam beberapa minggu,” paparnya.

Adapun dampak bagi seorang wanita yang tengah mengalami baby blues syndrome pada umumnya akan mengalami depresi. Namun hal tersebut bisa diatasi dengan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar.

“Baby blues ini bisa diatasi dengan pengkondisian lingkungan yang membuat dia nyaman, tenang itu sebetulnya akan segera teratasi dan mudah,” ujar Evi.

“Kalau lingkungan tidak mendukung, terutama orang-orang terdekat seperti suami, orang tua, mertua tidak mendukung maka ini bisa berakibat pada depresi pasca melahirkan. Jadi ini penting banget peran orang-orang sekitarnya,” sambungnya.

Baca juga: Sebelum Tabrakan Diri ke Kereta, Ibu Muda di Cilegon Kirim Pesan Singkat ke Suami

Meski begitu, Evi mengungkapkan dampak dari depresi akibat baby blues syndrome bisa saja berujung pada keinginan untuk bunuh diri, walaupun secara penelitian kemungkinannya sangat kecil.

“Kemungkinannya kecil, tapi tetap saja ini harus diantisipasi dan lingkungannya mendukung. Karena apa? Karena ada kekuatan seorang ibu di mana mereka bertanggung jawab untuk mengasuh anaknya, lebih ke situ,” pungkasnya. (Mg-STT/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News