JAKARTA – Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menjadi narasumber utama dengan tema “Menjaga Kebhinnekaan Dalam Kampanye Calon Presiden”, di Press Room DPR/MPR RI, Jumat (28/9/2018). Narasumber lainnya Abdul Kadir Karding (Sekjen PKB) dan Adi Prayitno (Pengajar Politik UIN).
Menurut Jazuli bangsa ini sejatinya inheren di dalamnya gen kebhinnekaan. Makanya bangsa Indonesia memilih “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai semboyan bernegara.
“Artinya kebhinnekaan dan perbedaan sudah menjadi kesadaran sejarah, komitmen bernegara, bahkan anugerah bagi bangsa kita,” kata Jazuli.
Anggota Komisi I ini mengatakan bangsa Indonesia sudah teruji mampu menjaga kebhinnekaan. “Bayangkan Uni Soviet hancur dan bubar karena tidak bisa menjaga kebhinnekaan. Padahal Indonesia jauh lebih bhinneka dibanding Soviet. Kenapa itu terjadi, bisa jadi karena mereka tidak punya falsafah Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” ungkapnya.
Anggota DPR Dapil Banten ini menekankan bahwa perbedaan itu bisa menjadi berkah tersendiri jika pemimpin dan bangsa ini mampu mengelolanya dengan baik.
“Bagaimana agar perbedaan menjadi indah? Jika perbedaan dirangkai dengan cara yang baik. Puncak kenikmatan itu jika orang diberi ruang kebebasan untuk memilih dalam perbedaan,” katanya.
Menurut Jazuli kunci untuk menjaga kebhinnekaan adalah terus memupuk toleransi. Bahwa perbedaan adalah hal yang niscaya dan tidak ada penyikapan yang lebih baik kecuali saling menghormati. Sebaliknya, yang merusak kebhinnekaan adalah penyebaran hoax, persekusi, dan eksploitasi SARA.
“Adanya penyebaran hoax atau berita bohong, persekusi terhadap kelompok yang berbeda pilihan dan eksploitasi SARA membuat gaduh bangsa ini dan merusak kebhinnekaan kita. Untuk itu, harus sama-sama kita lawan dan hentikan,” ujar Jazuli. (Ink/red)