PANDEGLANG – Harga kelapa tua di Kabupaten Pandeglang melambung tinggi membuat sejumlah pedagang menjerit. Kelapa tua yang biasanya dijual Rp5 ribu per butir kini dijual seharga Rp15 ribu dengan ukuran paling kecil.
Kenaikan harga kelapa di Pandeglang sudah terjadi sekitar 4 bulan lalu, harga tersebut sempat menyentuh Rp25 ribu per butir pada saat Ramadan kemarin. Namun harga tersebut kini bertahan di Rp15 ribu untuk ukuran kelapa yang paling kecil, sedangkan untuk ukuran kelapa sedang hingga besar para pedagang mematok harga Rp18 ribu hingga Rp20 ribu.
Pemilik usaha parut kelapa asal Kampung Maja Kelurahan Sukaratu, Kecamatan Majasari, Pandeglang, Mas Udin mengaku kelangkaan dan tingginya harga kelapa saat ini dipengaruhi kurangnya pasokan kelapa dari Lampung sehingga membuat para juragan kelapa yang biasa berjualan di kota-kota besar turun langsung ke kampung-kampung.
Alhasil, persaingan antara penjual kelapa eceran dengan para juragan kelapa tidak terhindarkan. Pemilik pohon kelapa yang dibeli dengan harga tinggi oleh juragan kelapa juga otomatis menjual kelapa miliknya dengan harga tinggi.
Akhirnya penjual kelapa mau tidak mau mengikuti harga kelapa yang sudah ditentukan oleh pemilik pohon daripada tidak memiliki stok untuk dijual ke pelanggan.
“Ini kiriman dari Lampung ga ada, terus kelapa di kita (Pandeglang) diambil jadi kelapa muda makanya susah nyari kelapa tua. Ini ngambilnya dari Rangkasbitung, Lebak. Saya beli Rp9 ribu perbutir itu belum termasuk buat ongkos ngupas sabut (kulit) kelapa,” kata Udin disela-sela kegiatannya, Senin (14/4/2025).
Dirinya kadang mengaku bingung menjual kelapa kelapa dengan harga mahal. Akan tetapi itu terpaksa dilakukan lantaran harga kelapa yang sudah mahal dari pemilik kebun.
“Kadang saya bingung jual kelapa ukuran kecil mahal ke pelanggan tapi mau gimana lagi ya nemunya ukurannya segini, daripada engga ada kasian langganan yang mau dagang,” ucapnya.
Menurutnya sebelum harga kelapa naik, dengan modal Rp6 juta dirinya sudah bisa membawa kelapa 1 mobil penuh muatan namun saat ini modal Rp6 juta hanya dibawa oleh sepeda motor.
“Kalau dulu saya Rp6 juta itu mobil L-300 penuh muatan kalau sekarang dibawa pake motor juga ga berat, udah mahal susah lagi nyarinya,” terangnya.
Sementara itu, penjual kue putu ayu, Mut mengaku bingung dengan dengan harga kelapa saat ini, dirinya terpaksa membeli dengan harga mahal karena kelapa merupakan salah satu bahan pokok untuk jualannya.
“Bingung mas, kalau dibilang terlalu mahal ya pasti mahal banget tapi mau gimana lagi di semua pedagang juga harganya segitu. Kalau saya ga beli saya ga bisa jualan kue,” terangnya.
Meski sulit, namun dirinya tetap berharap pemerintah bisa memberikan solusi agar harga kelapa tidak terus naik. Pasalnya, jika hal ini terus dibiarkan dapat dipastikan pedagang kecil seperti dirinya bisa guling tikar.
“Dulu harga kelapa ukuran kecil paling mahal saya beli Rp4 ribu sampai Rp5 ribu tapi sekarang Rp15 ribu. Ya harapannya pemerintah bisa ngasih solusi biar pedagang kecil kaya kami bisa tetap jualan,” harapnya.
Penulis : Memed
Editor : TB Ahmad Fauzi