KAB. SERANG – Harga gabah di wilayah Kabupaten Serang yang anjlok dari mulai saat panen raya pada tahun ini membuat para petani harus berpasrah diri dengan menjual gabahnya jauh dari harga pasaran. Pasalnya, harga Gabah Kering usai Panen (GKP) turun mencapai 7,5 persen dari harga yang biasa para petani jual.
Uyu Wahyudin (59) selaku Ketua Kelompok Tani (Poktan) Saluyu di Kampung Pamengkang, Desa Pamengkang, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang mengatakan harga gabah di tempatnya dari awal panen raya hingga berakhirnya panen raya tidak pernah menyentuh harga Rp4000.
“Sekarang ini masyarakat pertanian sedang jatuh. Sekarang harga gabah di sini itu Rp3.700 minimal, gak pernah mencapai Rp4000 per kilogramnya,” ujarnya pada BantenNews.co.id, Sabtu (27/3/2021).
Dikatakan Wahyudin, harga gabah di Desa Pamengkang normalnya bisa mencapai Rp4.200 jika kualitasnya bagus.
“Harga gabah di sini sekarang itu bervariasi tergantung kualitasnya, diambil rata-ratanya ya di angka Rp3.700. Biasanya bisa jual Rp4.100 sampai Rp4.200 gitu,” ucapnya.
Wahyudin mengungkapkan tetap bersyukur masih bisa melakukan panen meskipun saat ini harga gabah sedang anjlok. Ia juga mengatakan gabah yang ia miliki hanya ia jual untuk sekitaran Kramatwatu dan Serang.
“Saya tetap mensyukuri masih bisa panen. Kalau mengolah tanah sawah itu biasanya saat panen raya bisa dapat sekitar 7 ton, nah sekarang ini minimal cuma dapatnya 4 ton gabah bahkan ada yang kurang, rata-rata segitu 4 ton,” ungkapnya.
Wahyudin menuturkan kondisi menurunnya harga gabah dipengaruhi banyak faktor yaitu diantaranya cuaca, panen raya, serta isu impor beras yang sempat membuat para petani khawatir.
“Ya banyak faktornya. Saat panen kualitasnya kurang jadi tidak bisa dijadikan beras, di pabriknya banyak yang rugi. Lalu adanya isu impor beras itu juga berpengaruh,” katanya.
(Tra/Nin/Red)