LEBAK – Melonjaknya harga beras di pasaran sejak sebulan terakhir dikeluhkan oleh pedagang warung Tegal (warteg). Salah satunya warteg yang berada di Rangkasbitung terpaksa harus mengurangi porsinya akibat kenaikan harga beras.
Paul, salah seorang pemilik warteg mengatakan, jika kenaikan harga beras membuat dirinya harus memutar otak agar para pelanggan tidak pergi.
“Kalau untuk menaikan harga jelas tidak mungkin, tapi untuk mengurangi porsi nasi itulah yang paling masuk akal,” kata Paul saat ditemui BantenNews.co.id, Rabu (21/2/2024).
Ia mengungkapkan, dirinya menolak untuk menaikkan harga menu lantaran khawatir pelanggan akan komplain. Pasalnya, warteg itu identik dengan harga warung nasi yang paling murah dan daya beli masyarakat akan menurun.
“Karena beras adalah komponen warung makan, kalau enggak ada nasi orang bilang enggak bisa jualan. Tapi kalau enggak ada oseng-oseng tempe, kalau enggak ada orek tempe, itu orang masih bisa jualan. Tapi kalau enggak ada nasi kan, enggak ada beras kan enggak bisa jualan. Jadi itu komponen yang sangat vital,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah bisa membantu untuk menstabilkan harga beras, agar para pengusaha warteg bisa menjual dengan normal kembali.
“Semoga saja harga beras kembali turun,” ucapnya.
(San/Red)