Beranda Pemerintahan Hadapi Potensi Bencana Alam, Bupati Serang Instruksikan Tanggap Darurat

Hadapi Potensi Bencana Alam, Bupati Serang Instruksikan Tanggap Darurat

Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah.

KAB. SERANG – Terkait maraknya potensi bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Serang, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menginstruksikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang untuk memantau keadaan di lapangan dan memberikan sosialisasi tanggap bencana kepada masyarakat agar tidak termakan hoaks.

“Ya jadi saya sudah menginstruksikan ke BPBD untuk turun ke lapangan ke masyarakat supaya masyarakat waspada kemudian mereka juga diberikan pemahaman ke masyarakat kalau ada bencana terjadi lagi masyarakat sudah tau ke mana harus lari dan apa yang dilakukan,” ujar Tatu pada Senin (6/12/2021).

Tatu juga meminta masyarakat untuk tidak termakan informasi palsu atau hoaks yang begitu cepat menyebar melalui grup-grup percakapan hingga akhirnya menimbulkan kepanikan.

“(masyarakat) enggak usah panik, yang penting kita tahu apa yang harus kita lakukan nah ini jajaran pemerintah daerah khususnya BPBD harus memberikan pemahaman yang lengkap jadi mereka tidak bingung, mana dataran tinggi itu titik-titiknya sudah harus disebutkan, udah diukur dataran tinggi itu aman tidak (untuk evakuasi),” kata Tatu.

Beberapa waktu lalu, masyarakat Banten khususnya yang berada di wilayah pariwisata Kecamatan Anyer dan Cinangka sempat dihebohkan dengan informasi dari BMKG mengenai wilayah tersebut menjadi salah satu contoh wilayah yang rawan dan memiliki potensi tsunami seperti halnya wilayah lain di Indonesia yang memiliki potensi dan catatan sejarah tsunami.

Akibat adanya informasi tersebut, beberapa wisatawan yang hendak berkunjung saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021 ke tempat wisata yang berada di Anyer-Cinangka membatalkan rencananya hingga akhirnya banyak pengusaha pariwisata di daerah tersebut mengalami kerugian.

Kendati demikian, musibah apapun termasuk gempa bumi dan tsunami dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Namun tak dpat dipastikan atau diprediksi dengan tepat waktu kapan itu terjadi. Karena itu Tatu meminta masyarakat untuk berdoa dan berikhtiar serta tak panik.

“Dampak pariwisata saya berharap tidak terlalu terdampak. Tapi biasanya kalau ada informasi seperti ini ada dampaknya memang kasihan ya, beruntun pariwisata Kabupaten Serang ya pandemi Covid-19 belum selesai, udah mau menggeliat ada lagi info ini tapi ya mau gimana lagi. Yang penting kita berdoa, tetap optimis, kan semua juga yang mengatur Allah. Jangan bencana yang begitu besar, daun jatuh saja itu atas seizin Allah. Kita ikhtiar tapi yang paling penting berdoa,” kata Tatu.

Terkait kelengkapan alat pendeteksi tsunami maupun gempa bumi di wilayah Kabupaten Serang, Tatu berharap Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dapat melengkapi peralatan tersebut untuk memberikan persiapan dan kewaspadaan kepada masyarakat.

“Itu kewenangan BMKG ya, saya berharap alat-alatnya dilengkapi supaya bisa mendeteksi dan masyarakat bisa waspada sehingga ada persiapan. Mudah-mudahan bisa dilengkapi peralatannya,” ucap Tatu.

Dilansir dari siaran pers BMKG dalam Rangka Menghadapi Nataru, berdasarkan catatan katalog tsunami BMKG menunjukkan bahwa di wilayah Indonesia sejak tahun 1608 sudah terjadi tsunami lebih dari 246 kali.
(Nin/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News