Beranda Budaya Gogoh Iwak, Tradisi Kebersamaan Warga di Waduk Ciwaka yang Surut

Gogoh Iwak, Tradisi Kebersamaan Warga di Waduk Ciwaka yang Surut

Warga Walantaka menabgkap ikan di Waduk Pengampelan yang surut. (Rasyid/bantennews)

SERANG – Sejak Pagi, suasana di sekitar Waduk Ciwaka, Desa Pengampelan, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Rabu (25/12/2024), tampak berbeda. Ratusan warga berkumpul dengan alat tangkap sederhana, mulai dari pancing hingga jaring, untuk menangkap ikan.

Surutnya air waduk menjadi penanda dimulainya tradisi tahunan yang dikenal sebagai ‘Gogoh Iwak’.

Dari pantauan BantenNews.co.id di lapangan, antusiasme warga untuk mengikuti tradisi Gogoh Iwak sudah terlihat sejak pagi hari, atau saat pintu waduk dibuka.

Warga berduyun-duyun terus berdatangan ke lokasi waduk. Bahkan, masyarakat yang datang bukan hanya dari warga sekitar, tapi juga dari wilayah lain.

Momen seperti ini selalu menjadi ajang silaturahmi. Di mana warga berbagi cerita sambil berusaha menangkap ikan.

Hilmi (24), salah seorang warga Kampung Pengampelan, terlihat sibuk bersama teman-temannya. Ia mengisahkan, kegiatan ini terjadi setiap kali pintu waduk dibuka sekali atau dua kali dalam setahun.

“Kalau pintu waduk dibuka, airnya surut, dan ikan-ikan mulai mudah ditangkap. Itu saat yang kami tunggu-tunggu,” ujar Hilmi, sambil sesekali memeriksa hasil tangkapannya.

“Orang-orang dari luar kampung juga sering datang. Kami semua berbagi tempat dan pengalaman,” tambah Hilmi.

Aktivitas Gogoh Iwak tidak hanya menjadi rutinitas untuk mendapatkan ikan, tetapi juga mencerminkan hubungan erat masyarakat dengan waduk tersebut. Selain untuk menangkap ikan, warga memanfaatkan waduk untuk berbagai keperluan, seperti mencuci atau memancing.

Bahkan, waduk kerap menjadi pusat perayaan saat hari besar, dengan acara tebar ikan untuk lomba memancing.

“Setelah Lebaran, biasanya kami menebar ikan hingga puluhan kuintal untuk lomba memancing bersama warga,” cerita Hilmi penuh semangat.

Ridho (25), yang turut serta dalam kegiatan ini bersama keluarganya, menuturkan bahwa hasil tangkapannya cukup beragam mulai dari mujair, nila, lele, betik, hingga belut menjadi buruan utama.

Baca Juga :  Paksa Anak Nonton Film Dewasa, Ayah Tiri di Kota Serang Setubuhi Anaknya di Depan Mata Sang Istri

“Kami menikmati hasilnya bersama keluarga dan tetangga. Kebersamaan ini yang membuat gogoh iwak jadi tradisi yang selalu ditunggu-tunggu,” ujar Ridho.

Bagi Ridho, gogoh iwak bukan hanya sekedar menangkap ikan. Traidis tersebut menjadi momen berharga untuk mempererat hubungan antarwarga.

“Selain mendapatkan lauk (ikan,-red), kami juga merasa lebih dekat satu sama lain. Rasanya menyenangkan melihat semua orang bekerja sama di waduk ini,” tutupnya.

Di balik aktivitas sederhana ini, Waduk Ciwaka tidak hanya menjadi sumber penghidupan, tetapi juga simbol kebersamaan yang terus terjaga dari generasi ke generasi.

Tradisi Gogoh Iwak pun menjadi pengingat bahwa di tengah rutinitas sehari-hari, selalu ada ruang untuk menikmati kebersamaan.

Penulis : Mg-Rasyid
Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News