TANGSEL – Hasil riset dari Setara Institute prihal cara beragama mahasiswa di Unversitas Islam Negeri (UIN) Jakarta atau Ciputat cukup mengagetkan.
Pasalnya berdasarkan penelitian itu, kampus yang dikenal inklusif dan liberal itu kini menjadi sangat fundamentalis.
Menjelaskan fenomena itu, Pengamat Studi Agama dari UIN Ciputat, Rahmat Hidayatullah mengatakan, hal tersebut disebabkan oleh banyaknya mahasiswa yang sebelumnya tidak mengenyam pendidikan di pesantren, melainkan langsung belajar agama di UIN yang notabene menggunakan kurikulum agama tingkat lanjut.
BACA : Riset Setara Institut Sebut Fundamentalisme Agama di UIN Ciputat Meningkat
“Jadi fundamentalisme agama di UIN itu sebetulnya sumbernya adalah mahasiswa yang dulunya hanya sekolah di umum dan tidak sambil pesantren dengan seketika masuk UIN. Di pesantren itu kan kita belajar agama dari yang sangat dasar sampai yang tinggi dengan pengajarannya yang masih tradisional, sehingga ketika kita masuk UIN jika sebelumnya sudah mengaji di pesantren kita akan bisa menyaring apa-apa yang ada di UIN,” kata Rahmat, Kamis (4/7/2019).
Dosen di Fakultas Tarbiyah itu menilai, jurusan-jurusan umum seperti Kedokteran, Sains dan Tekhnologi, Ekonomi, dan lainnya, bobot kurikulum keagamaannya sedikit. Ditambah ekspansi gerakan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan harakah Islam lain cukup masif di jurusan-jurusan umum itu.
“Nah jadi nanti mahasiswa-mahasiswa yang dari umum tadi, mereka akan merapatnya ke LDK (organisasi ekstra kampus) yang notabene adalah Islam garis keras,” ungkapnya.
Sementara saat awak media mencoba mengkonfirmasi pihak rektorat UIN, rektor beserta stafnya sedang tidak ada di tempat. (Ihy/Red)