SERANG – Formasi Cikoja Serang memberikan klarifikasi terkait tiga industri mengeluhkan adanya oknum Ormas yang jadi calo tenaga kerja.
Pembina 1 Bidang Keorganisasian Formasi Cikoja, Muhayat mengatakan, 21 Ormas yang tergabung dalam Formasi Cikoja tidak pernah meminta jatah kuota perekrutan tenaga kerja di industri-industri wilayah Serang Timur.
Menurutnya, Ormas yang dikeluhkan pelaku industri hanya oknum dan tidak paham terkait fungsi serta tugas dari Ormas atau LSM.
“Kita tidak lakukan, kami tidak merasa ada kerja sama dengan industri terutama di Serang Timur, Modernland, Nikomas, Indah Kiat. Jangankan kuota karyawan, berkomunikasi juga tidak,” katanya melalui sambungan telepon, Senin (5/8/2024).
Muhayat yang juga Ketua Laskar Merah Putih (LMP) Kabupaten Serang menyebutkan, perilaku Ormas tidak boleh dipukul rata semua. Sebab Ormas yang di pimpinnya tidak pernah meminta jatah kuota perekrutan tenaga kerja kepada industri.
Bahkan sejauh ini, pihaknya kerap melakukan aksi sosial seperti bedah rumah, kesehatan gratis katarak, bencana alam dan kegiatan lain yang positif untuk masyarakat.
“Artinya kan bias itu, Ormas, Ormas yang mana kan, kalau oknum Ormas gitu kan, berati hanya individunya bukan lembaganya. Kami melakukan rapat bersama para ketua Ormas Formasi Cikoja kami menyampaikan klarifikasi,” jelasnya.
Namun pihaknya tidak menapik mendengar adanya oknum Ormas yang meminta jatak kuota perekrutan tenaga kerja.
Menurutnya, oknum Ormas tersebut tidak mengerti tentang makna dan kerja-kerja lembaga masyarakat.
“Iya (mendengar ada oknum Ormas), kita menciptakan komunikasi positif yang selama ini kita merasa termarginalkan. Karena mereka tidak paham apa itu Ormas, apa itu LSM,” paparnya.
Baca juga: 3 Industri Besar di Kabupaten Serang Keluhkan Ormas Jadi Calo Tenaga Kerja
Ia menegaskan, tindakan Ormas tidak boleh merugikan masyarakat. Seperti yang dilakukannya baru-baru ini, pihaknya telah melakukan audiensi dengan Dishub Banten terkait keberadaan parkir liar di badan Jl Cikande-Rangkasbitung yang mengganggu masyarakat.
Harusnya, keberadaan Ormas lain dapat meniru kegiatan-kegiatan yang dilakukannya agar tidak menimbulkan perspektif negatif.
“Jadi kita lewat audiensi dengan pemerintah maupun swasta kita lakukan agar kita diketahui visi misi kita selaku Ormas yang legalitas ya,” paparnya. (Rif/Red)