SERANG – Senat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Serang, Banten akan mengirimkan hasil sidang pemilihan Rektor periode 2019-2023 yang dimenangkan dengan telak oleh Fatah Sulaiman. Fatah saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor bidang akademik Untirta.
Pada rapat senat yang digelar 12 April 2019 kemarin, dari 37 anggota senat, 30 suara menjatuhkan pilihannya kepada Fatah Sulaiman, sisanya untuk TB Ismail dan Suherman.
Menanggapi hasil pemilihan rektor tersebut, Firman Hadiansyah, dosen Untirta yang juga menjabat sebagai anggota BAN PAUD PNF pusat mengakui bahwa Fatah Sulaiman adalah dosen yang cukup berpengalaman dan mampu menjadi perekat antara dosen muda dan senior.
“Dari sisi humanitis, Fatah Sulaiman punya karakter yang mampu mengayomi dosen muda dan selalu menghormati dosen-dosen senior. Selain itu dengan track record yant baik sebagai pejabat struktural di beberapa Satker, menjadi modal untuknya dalam menahkodai Untirta ke depan,” ujarnya, Minggu (14/4/2019).
Setelah pemilihan senat Untirta, akan diadakan kembali pemilihan bersama Kemristek Dikti yang memiliki suara 35 persen dari keseluruhan suara senat. Firman, dosen cum sastrawan itu optimis Fatah Sulaiman akan mendapat suara tambahan dari Kemristek Dikti.
“Suara 35 persen dari Dikti tidak akan bermakna apa-apa jika diberikan kepada kontestan lain karena mayoritas suara senat sudah dipegang Fatah. Jika diberikan ke yang lain tidak akan berdampak dan saya kira Dikti tidak akan berani mendeligitimasi keputusan mayoritas senat yang ingin memilih Fatah Sulaiman sebagai rektor 2019-2023.”
Ketika ditanya perihal tantangan ke depan terkait Untirta, Firman menambahkan bahwa tantangan yang harus dihadapi adalah menguatkan infrastruktur dan memberdayakan SDM civitas akademika.
“Dua hal yang sebaiknya diurus oleh Untirta yaitu infrastruktur dan pemberdayaan SDM. Kita patut berbangga karena Untirta mendapatkan akreditasi di bawah kepemimpinan Sholeh Hidayat kemarin tetapi itu baru pada tahap _complience_. Pada tahap performance, Untirta sesegera mungkin menyelesaikan infrastruktur di kampus Palima dan segera pindah,” kata dia.
Kampus Untirta di Pakupatan, lanjut dia, sudah sangat sesak dan jika terus berlanjut seperti itu, hasil belajar tidak akan bisa terjaga. Sementara untuk pemberdayaan SDM, dosen-dosen Untirta sudah cukup baik tetapi kampus masih belum cakap dalam memberikan ruang untuk berjejaring.
“Menata dan memanfaatkan SDM yang ada sehingga dosen-dosen yang berkualitas malah lebih banyak dimanfaatkan oleh institusi lain di luar kampus.”
Sedangkan untuk mahasiswa, Firman berharap agar kampus menyediakan asrama yang baik dan murah untuk membantu mahasiswa dari latar belakang yang masih kekurangan.
“Satu lagi, mahasiswa harus diberikan ruang-ruang yang ekspresif sehingga menjadi wadah untuk mengasah intelektual mereka,” pungkasnya. (You/Red)
