LEBAK – Emping melinjo yang diproduksi oleh warga Kampung Ciloa, Desa Sukaraja, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten, berhasil menembus pasar ekspor hingga ke Arab Saudi dan Singapura.
Siti Eriah, salah seorang pengrajin emping melinjo mengatakan, jika awalnya usaha yang digelutinya berskala kecil hanya dibantu oleh 3 orang tetangganya. Berhubung permintaan akan emping meningkat, maka saat ini lebih dari 30 orang yang membantu dalam pembuatan emping melinjo.
“Dulu sih hanya dibantu oleh 3 orang, tapi saat ini sudah dibantu sekitar 30 orang pekerja, yang kesemua pekerjaan adalah tetangga di sekitar rumah,” kata Siti saat ditemui di rumahnya, Senin (17/2/2025).
Ia mengungkapkan, dalam pembuatan emping melinjo, buah emping terlebih dahulu di sangrai menggunakan pasir panas di atas tungku bara api hingga matang.
Setelah itu, kulit dalamnya dikupas sebelum ditumbuk dengan palu khusus hingga benar-benar pipih. Meskipun menggunakan cara tradisional, para pekerja tetap mampu menghasilkan belasan hingga puluhan liter emping setiap harinya.
“Dalam sehari, saya mampu memproduksi sekitar 500 kilogram emping melinjo. Proses pembuatannya masih mempertahankan metode tradisional yang diwariskan secara turun-temurun,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk para pekerja kita kasih upah per liter untuk emping yang sudah jadi.
“Para ibu rumah tangga yang bekerja di sini mendapatkan upah sekitar Rp6.000 per liter emping yang diproduksi. Lumayan untuk menambah penghasilan keluarga,” ucapnya.
Penulis : Sandi Sudrajat
Editor: Usman