CILEGON – Karantina Pertanian Cilegon telah memfasilitasi ekspor komoditas pertanian asal Provinsi Banten sebanyak 238 ribu ton atau senilai Rp 1,3 triliun dalam periode tahun 2020 hingga 27 Januari 2021.
Menurut Kepala Karantina Pertanian Cilegon, Arum Kusnila Dewi, pihaknya terus mendukung akselerasi ekspor dengan melakukan pendampingan kepada para eksportir guna meningkatkan ekspor di Provinsi Banten hingga mewujudkan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) Program Kementerian Pertanian.
Dalam paparannya, Arum menjelaskan ekspor sebanyak 238 ribu ton tersebut berasal dari berbagai produk komoditas pertanian seperti buah naga, karet lepengan, kayu lapis, tepung gandum, dedak gandum, crude palm oil (CPO), bleacing eart, cabai, petai dan berbagai produk turunan dari industri olahan jagung.
“Produk turunan tersebut diekspor ke berbagai manca negara dibelahan benua. Seperti kayu lapis yang diekspor ke Amerika Serikat, Cina, Malaysia, Yemen, Thailand. Turunan jagung yang diekspor ke Vietnam, Thailand, Filipina, Israel, Malaysia dan Hongkong.
Arum menambahkan bahwa kinerja ekspor ditahun 2020 sangat baik, meski saat pandemi Covid-19 bahkan mengalami peningkatan.
“Tahun 2020 volume kinerja ekspor komoditas pertanian asal Provinsi Banten mengalami kenaikan sebanyak 200 persen. Pada tahun 2019 memiliki volume ekspor 114 ribu ton dengan nilai Rp. 706 miliar menjadi 229 ribu ton atau senilai nilai Rp.1,2 triliun ditahun 2020,” tegas Arum.
Karantina Pertanian Cilegon memberikan bukti nyata dalam pendampingan dan fasilitasi ekspor agar ekspor lancar dan tidak mengalami penolakan.
“Kami berharap ditahun 2021 ini, komoditas ekspor khususnya Provinsi Banten terus meningkat baik volume, frekuensi maupun ragam jenis produk komoditas pertanian dan negara – negara tujuan ekspor yang sudah mengantre,” pungkas Arum.
(Red)