Beranda Pendidikan Eksplorasi Budaya Indonesia Lewat Pertukaran Mahasiswa

Eksplorasi Budaya Indonesia Lewat Pertukaran Mahasiswa

Peserta Pertukaran Mahasiswa berfoto bersama. (IST)

SERANG – Hariansyah Dwi Prasetya (21), mahasiswa Untirta merasakan serunya tinggal dan mengenal budaya baru di Kota Padang, Sumatera Barat. selama 6 bulan atau satu semester dari bulan Agustus 2023 sampai Januari 2024, ia tinggal di sana. Saat itu dirinya merupakan peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Universitas Andalas (Unand). PMM merupakan bagian dari program Kampus Merdeka inisiasi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim.

Mahasiswa jurusan Teknologi Pangan itu memilih mengikuti PMM karena tertantang untuk mempelajari budaya baru. Ia kemudian memutuskan memilih Ranah Minang sebagai destinasi petualangannya karena kakek buyutnya lahir di sana.

Pilihan pun jatuh kepada Universitas Andalas, salah satu kampus terbaik di Sumatera Barat. Bahkan, pelatih sepak bola Indra Sjafri juga lulusan kampus tersebut.
“Kampus tersebut merupakan PTN terbaik di Pulau Sumatera dan memiliki bangunan yang sangat ikonik bahkan unik yang menyerupai markas power ranger,” ujar Hariansyah.

Hariansyah mengaku tidak terlalu mengalami culture shock saat harus tinggal di lingkungan baru. Dirinya mengaku kerasan karena dapat mengenal budaya nenek moyangnya serta keramahan para pribumi semakin membuat dirinya nyaman.

“Saya jadi bisa lebih mengenal kebudayaan daerah Minangkabau (mengenai) adat istiadatnya dan pengalaman belajar selama satu semester di kampus lain itu juga suatu pengalaman berharga,” ujarnya.

Berbeda dengan Hariansyah, mahasiswa jurusan Manajemen Untirta, Zaki mengaku sempat mengalami gegar budaya. Orang di Padang kata Zaki kerap terlihat terburu-buru.

“Culture Shock di Padang cuma 1 yaitu masyarakat di sana ketika berkendara bisa dibilang sangat agresif atau istilahnya terlalu terburu-buru,” kata Zaki.

Kendala lainnya kata Zaki, yaitu saat beradaptasi dengan sistem perkuliahan. Dirinya sempat mengalami kesulitan saat melakukan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) dan absensi. Namun, semuanya dapat teratasi.
“(Untuk) proses akademik (belajar) di kelas tidak terlalu berbeda dengan yang di Untirta,” ujarnya.

Selain menghadapi perbedaan lingkungan serta budaya, Zaki juga mendapatkan pengalaman tak terlupakan dengan menjadi Kepala Suku PMM Batch 3 di Unand. Artinya dia diberi amanah sebagai pemimpin bagi 177 lebih mahasiswa dari seluruh Indonesia yang ikut pertukaran mahasiswa di Universitas Andalas.

“Saya menjadi paham bagaimana caranya kita harus menanggapi adanya perbedaan sosial, suku, ras, agama yang terkadang menjadi permasalahan atau menjadi pembelajaran. Pengalaman berharga bisa berkenalan dengan mahasiswa yang berasal dari berbagai macam daerah di Indonesia sehingga menjadi relasi yang cukup luas,” pungkasnya.

Pengalaman seru beradaptasi dengan lingkungan baru juga dialami oleh Meira Aulia Jasmine. Ia jadi salah satu mahasiswa Untirta dari jurusan Teknologi Pangan yang jadi peserta PMM di Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara. Dirinya mengaku keindahan alam Indonesia bagian timur menjadi alasan dirinya terpincut untuk ikut PMM.

“Keindahan alam di daerah timur tempat Universitas Khairun berada menjadi daya tarik tambahan bagi saya, memicu rasa penasaran terhadap lingkungan sekitar yang dapat mendukung pengalaman perkuliahan saya,” kata Meira.

Gegar budaya sempat dialami Meira karena kebiasaan masyarakat sekitar yang kerap mendengarkan musik dengan volume kencang sambil berjoget. Bahkan katanya, acara seremonial seperti wisuda dan pernikahan selalu digelar sampai menjelang subuh.

Selain itu dari sisi kuliner juga cukup membuat dirinya perlu menyesuaikan. Ia cukup kaget saat melihat kudapan pisang goreng disantap dengan sambal. Lidahnya akhirnya bisa beradaptasi dan menikmati semua makanan khas timur Indonesia.

“Makan papeda sebagai pengganti nasi di sana, ada juga sashimi ternate dari ikan tuna atau ikan cakalang dengan sagu yang ga kalah enak rasanya,” tuturnya.

Pengalaman hidup jauh dari Pulau Jawa dinilai Meira membuat dirinya lebih terbuka terhadap keberagaman budaya Indonesia. Selain bertambahnya pengalaman akademis dengan diajar dosen dari Universitas lain, dirinya juga merasa betah dengan keindahan alam di sana.

“Merasa 6 bulan kurang rasanya untuk menikmati keindahan alamnya,” kata Meira.

(Dra/red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News