CILEGON – Plt Walikota Cilegon Edi Ariadi mengatakan Kota Cilegon adalah daerah yang mampu melaksanakan pembangunan infrastruktur, kendati adanya bantuan dari pemerintah pusat dan pemprov Banten maupun stakeholder, namun hal itu dirasakannya masih belum maksimal.
Pernyataan itu dilontarkan Edi dengan mencontohkan salah satunya yakni pembangunan akses Jalan Lingkar Selatan (JLS). Menurutnya, kendati memakan waktu yang tidak sebentar, namun lambat laun dua ruas jalur beton dengan panjang sekira 16,7 kilometer itu pun rampung dan dapat dimanfaatkan oleh banyak kalangan.
“Bantuan keuangan dari Provinsi itu ya cuma Rp20 miliar pada waktu itu. Ada sisa (jalan yang belum dibeton) 6 kilometer yang tadinya akan dibantu konsorsium industri, tapi masih utang 4 kilometer lagi. Jadi dengan kondisi ini, menggambarkan bahwa Cilegon itu mampu, walaupun mereka yang tadinya janji akan membantu dan sebagainya, ternyata oleh kita sudah bisa diselesaikan,” ujarnya saat menyampaikan sambutan dalam launching bus Trans Mandiri, Kamis (7/2/2019).
Utang betonisasi jalan yang dimaksud yakni antara PT Krakatau Steel (KS) dengan Pemkot Cilegon sebagai kompensasi atas mobilisasi truk muatan batu dari Gunung Taka untuk pematangan lahan PT Krakatau Posco, perusahaan joint venture antara PT KS dan Pohang Iron Steel Company pada 2014 silam. Utang itu baru terbayarkan hanya 2 kilometer saja.
Tak cukup di situ, dirinya pun menyoal ambrolnya JLS pada April 2018 silam. Pemkot menurutnya langsung memperbaikinya, seraya menunggu adanya partisipasi kalangan industri.
“Alhamdulillah sudah bisa kita perbaiki kembali. Tapi sebetulnya masih ada kekurangan. Turap atau TPT (Tembok Penahan Tanah) di pinggirnya itu masih belum selesai. Makanya kepada industri yang janjinya belum terpenuhi saya mengimbau supaya ada partisipasi kembali karena kita akan menyempurnakan jalan (JLS) itu,” katanya. (dev/red)