SERANG – Anggota Komisi VIII DPR RI, Ei Nurul Khotimah terus mendorong Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama 10 anggota Negara ASEAN dan dua Negara non-ASEAN yakni Jepang dan Australia untuk melakukan latihan bersama penanggulangan bencana di Kota Cilegon, Banten. Pelaksanaan latihan bersama ini rencanya akan berlangsung 4-9 November 2018.
Menurut politisi PKS dari daerah pemilihan (Dapil) Banten II ini ada beberapa alasan kota baja dipilih sebagai lokasi untuk pertemuan dan latihan bersama penanggulangan bencana negara-negara ASEAN dan non-ASEAN ini. Alasan pertama bahwa Banten, khususnya wilayah selatan rawan terjadi gempa. Kedua wilayah yang paling rawan setelah terjadinya gempa adalah kawasan industri kimia di Kota Cilegon.
“Makanya saya mendorong supaya latihan bersama ini di Cilegon agar masyarakat dan pemerintah punya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana,” kata Ei melalui sambungan telpon usai berkoordinasi dengan BNPB, Minggu (16/9/2018).
Mantan Wakil Ketua DPRD Banten periode 2014-2019 ini mengapresiasi latihan bersama ini dilaksanakan di Banten, khususnya di Kota Cilegon. Selain menyiapkan kesiapsiagaan masyarakat juga mendorong pemerintah daerah untuk menjadi bagian penting dalam mendukung upaya perlindungan bencana. “Pemkot dalam rangka melindungi masyarakat harus paling depan dalam kesiapsiagaan penanganan bencana,” kata Ei.
Ei juga berharap berharap dengan latihan bersama ini masyarakat tidak perlu takut dan resah. Ei berharap momentum langka ini menjadikan kesempatan bagi masyarakat setempat supaya terlatih dalam upaya penyelamatan diri. “Justru dengan kegiatan ini masyarakat dapat memperoleh informasi berharga agar lebih punya kesiapsiagaan,” jelasnya.
Sebagai mitra kerja BNPB, Ei mengaku berupaya mendorong kegiatan serupa dilakukan secara berkala di Banten, khususnya di daerah selatan. Mengingat Banten menjadi salah satu wilayah yang kerap diguncang gempa. “Selain itu, di wilayah utara juga tidak bisa diabaikan begitu saja, mengingat dampak dari gempa itu justru yang kita antisipasi. Kita mengetahui bersama bahwa wilayah industri kimia justru banyak di utara, khususnya Cilegon,” kata dia.
Sekretaris Utama BNPB, Dody Ruswandi mengatakan bahwa pengalaman Jepang tahun 2011 silam terjadi keretakan dan ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima pascagempa. Hal tersebut menjadi pelajaran berharga untuk Indonesia, khususnya pemerintah Kota Cilegon.
“Kita belum punya pengalaman kalau ada kebocoran pabrik kimia. Tujuannya sama menyelamatkan masyarakat Banten,” kata Dody melalui sambungan telpon, Sabtu (15/9/2018) malam.
“Kami mengantisipasi kejadian susulan seperti kebocoran kimia. Ini justru yang paling berbahaya. Sehingga dengan itu kita bisa men-trigger (menggerakkan) kesiapsiagaan di masyarakat dan lembaga,” kata Dody.
Oleh sebab itu, kata Dody, latihan bersama ini mengutamakan cara melindungi masyarakat dari berbagai kemungkinan bahaya. Acara yang sama juga, juga pernah berlangsung di Padang, Sumatera Barat pada 26-30 Agustus 2013 lalu. Saat itu kegiatan bertajuk “Strengthening Collaboration and Partnership in Disaster Response to Build A Resilient Region” lebih menekankan latihan penanggulangan bencana dalam mengantisipasi megathrust di Mentawai.
Selain 10 negara ASEAN dan 2 negara non-ASEAN ada juga perwakilan negara-negara lain yang akan terlibat dalam latihan bersama ini. Dari Indonesia sendiri latihan ini melibatkan berbagai unsur seperti TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga masyarakat setempat. “Ini pengalaman langka kedua di Indonesia setelah dua tahun lalu dilaksanakan di Brunei Darussalam,” jelasnya.
Kegiatan latihan meliputi Geladi Ruang atau Table Top Exercise (TTX). Geladi Posko atau Common Post Exercise (CPX), Geladi Lapang atau Field Training Exercise (FTX) dan Kegiatan Sosial Kemasyarakatan atau Humanitarian Civil Action (HCA). “Latihan melibatkan masyarakat juga. Upaya penyelamatan mulai dari indoor hingga outdoor.”
Pada pelaksanan latihan nanti, ada sekenario yang akan dilakukan. Mulai dari sekenario gempa berkekuatan 8,2 skala richter hingga mengantisipasi ledakan bahan kimia berbahaya. “Kita ada expert-expert (para ahli) dari Singapur. Di industri sebenarnya punya SOP (Standar Operasional Prosedur) namun ini latihan untuk di luar kawasan industri supaya ada sinkronisasi.” (you/red)