SERANG – Dr. Firman Hadiansyah, M.Hum ASN dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terus melaju ke 10 besar Anugerah ASN 2021, kategori ASN Inspiratif yang dihelat Kemenpan RB. Ia satu-satunya ASN yang mewakili Kemendikbudristek pada kategori tersebut.
Dari 1.621 pengusul Anugerah ASN dari 4 kategori, kategori ASN Inspiratif tahun ini paling banyak diikuti dengan jumlah 1.029 pengusul yang berlatar belakang berbagai kementerian.
Dase Erwin Juansyah selaku Dekan FKIP Untirta mengungkapkan rasa bangganya. “Saya kenal Firman itu sejak SMA, kuliah, hingga jadi dosen. Ia memang dikenal sebagai orang yang out of the box. Selalu berusaha tampil di depan dengan segala ciri khasnya, berani mengambil risiko dan berani mengambil sikap, ucapnya, Sabtu (20/11/2021).
Sementara itu Gol A Gong, penulis sekaligus Duta Baca Indonesia sangat mengapresiasi konsistensinya selama ini di bidang literasi.
“Firman itu anugerah untuk lingkungan di sekelilingnya. Untuk Rumah Dunia. Untuk kampusnya di Untirta. ASN baginya bukan semata-mata pekerjaan. Tapi dedikasi. Sejak saya kenal jadi relawan pada 2003, hingga kini, konsistensinya pada dunia literasi sangat teruji. Tanpa ikut perhelatan anugerah inipun, semua tahu Firman memang ASN Inspitaif. Kita doakan Firman masuk 3 besar ASN Inspiratif,” tegasnya.
Firman masuk 10 besar ini dengan mengusung tema inovatif tentang gerakan literasi. Ia tidak hanya konsisten terlibat sebagai relawan di Rumah Dunia, Motor Literasi dan Forum TBM. Ia juga sering memberikan kontribusi pemikiran bagi komunitas, Perpusnas RI dan beberapa kementerian terkait literasi.
Baru-baru ini Firman memberikan masukan tentang peta jalan pembudayaan literasi yang sedang digagas oleh Menko PMK.
Pada tahun 2017, Firman sempat diundang ke istana oleh presiden mewakili Forum TBM dan memberikan delapan bulir literasi yang salah satu poinnya adalah agar ada regulasi khusus untuk menggratiskan pengiriman buku dan merekomendasikan agar buku menjadi lebih merata melalui Peraturan Presiden.
“Sempat satu tahun pengiriman buku gratis tiap tanggal 17. Sayang kebijakan itu tidak dilanjutkan, padahal itu adalah program yang sangat mendukung peradaban ke depan sehingga buku bisa lebih merata dan mudah diakses,” ungkap Firman.
“Sebetulnya, itulah salah satu alasan mengapa saya terlibat dalam anugerah ASN tahun ini. Semoga saya dapat menyuarakan kembali harapan para relawan literasi di Indonesia,” pungkasnya.
(Red)