CILEGON – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon telah memasang alat di tiga titik pasca insiden kebocoran gas dari tabung PT Chandra Asri Pacific Tbk (CAP) yang terjadi pada Sabtu (20/1/2024) kemarin.
Alat bernama HVaS High Volume Air Sampler untuk TSP,PM10 dan PM2.5 serta Implinger untuk SO2,NO2,CO O3 itu dipasang untuk mengambil sample udara pasca insiden.
“Sudah dipasang tadi malam jam 1. Titiknya di Chandra Asri, di Jalan Ali Hasan Lingkungan Warung Kara dan di Lingkungan Dermaga Malang RT.01/RW.11, Kelurahan Gerem,” kata kepala DLH Cilegon, Sabri Mahyudin kepada BantenNews.co.id, Minggu (21/1/2024).
Sabri mengungkapkan, pengambilan sample menggunakan alat tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas udara pasca insiden kebocoran gas kimia di PT CAP yang berdampak kepada masyarakat.
“Sample itu kan diambil 2 atau 3×24 jam pasca kejadian, setelah itu masuk lab. Kalau udara biasanya hasilnya diketahui 10 hari, setelah itu baru hasilnya keluar,” ungkapnya.
Selain mengambil sample udara, DLH Kota Cilegon juga turut mengambil sample air di kawasan PT CAP yang dilakukan pada Minggu (21/1/2024) pagi tadi. Hal itu dijelaskan oleh Kepala Bidang Penaatan dan Peningkatan Lingkungan Hidup DLH Kota Cilegon, Andhi Rhana S.
“Betul, ngambil sample air. Kalau sample air kita ambil biasa, terus kita masukkan ke botol dan dibawa ke laboratorium. Nanti disesuaikan dengan baku mutu yang ada di izin limbah cair PT CAP,” ucapnya.
Untuk hasil dari sample air yang diambil oleh DLH Kota Cilegon itu, kata Andhi, hasilnya baru akan diketahui maksimal 5 hari setelah pengambilan.
“Ini tidak bisa buru-buru. Sample air itu maksimal 5 hari yang organiknya. Jadi intinya kami dari DLH konsentrasi menjaga kualitas lingkungannya, baik udaranya, tanahnya, airnya kami bergerak di situ. Yang penting kami memastikan kualitas udara, tanah, air sudah baik,” tutupnya. (Mg-STT/Red)