CILEGON – PT Trans Retail Indonesia selaku badan usaha pengelola Transmart Cilegon mengaku sudah melakukan evaluasi di internal hingga berkoordinasi dengan sejumlah lembaga dalam menyikapi fenomena lonjakan pengunjung pada pusat hiburan dan perbelanjaan yang belum genap sepekan beroperasi tersebut.
Vice President Corporate Communication PT Trans Retail Indonesia, Satria Hamid mengungkapkan bahwa langkah yang ditempuh lantaran manajemen tidak menampik tingginya animo pengunjung sehingga berujung pada potensi penyebaran virus Covid-19 yang tengah mewabah.
“(Hasil dari evaluasi dan koordinasi dengan sejumlah lembaga-red) salah satunya kita implementasikan dengan membuat jalur alur arah mengular di depan toko dengan titik-titik yang telah kita tandai. Kita berlakukan mulai Senin kemarin setelah kita evaluasi bersama,” ujarnya melalui sambungan telepon, Selasa (15/12/2020).
Kepada masyarakat pengunjung, pihaknya juga meminta kerja sama untuk mau diarahkan oleh petugas di lapangan selain mematuhi protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah.
“Kami mengimbau masyarakat yang mau datang ke tempat kita menerapkan disiplin dan mau kalau diarahkan oleh petugas. Karena yang kita lihat, penuh tantangan juga untuk mengatur mereka. Karena kita juga tidak bisa menolak orang untuk masuk ke dalam. Maka protapnya adanya terapkan phisycal distancing, cek suhu tubuh dua kali, dan menggunakan masker,” katanya.
Lebih jauh dipaparkan, dengan luasan bangunan empat lantai tersebut, pihaknya pun menerapkan pembatasan jumlah pengunjung dengan mengacu pada jarak aman bebas dari virus Covid-19.
“Kita melihat crowded di dalam toko. Kita sudah menghitung, kita kan punya empat lantai. Dengan jarak per orang satu meter, maksimum yang ada dalam setiap lantai itu 250 orang. Jadi ketemu angka 1.250. Begitu sampai 1.250 pengunjung, kita akan tutup dulu area dalam toko. Dengan kita pasang informasi di depan toko, jadi semua bisa melihat,” jelasnya.
Baca : Pengunjung Transmart Cilegon Membludak, Edi Ariadi : Kalau Perlu Kita Tutup Sementara
Terkait dengan pernyataan Walikota Cilegon, Edi Ariadi yang mengancam akan menutup operasional sementara atas insiden lonjakan pengunjung tersebut, Satria menegaskan sebagai pelaku usaha maka pihaknya akan meminta adanya perlindungan investasi.
“Menurut kami opsi untuk tutup sementara itu, kasihan juga pada warga yang sudah pada berdatangan, karena mereka butuh hiburan. Kemudian mereka juga butuh suasana yang baru, karena selama ini di rumah terus. Tapi mari secara bersama-sama secara ketat terapkan disiplin di lapangan. Baik itu dari karyawan, maupun petugas pemerintah dan kepolisian untuk menjaga ini bersama-sama. Karena ini adalah aset Cilegon, karena kami ingin jadi kebanggaan Cilegon. Jadi mohon opsi penutupan sementara secara korporasi kita sama-sama tinjau ulang,” tandasnya. (dev/red)