CILEGON – Masalah kemiskinan di Kota Cilegon hingga kini masih belum terselesaikan. Meski berstatus sebagai salah satu daerah terkaya di Indonesia, warga miskin di Kota Cilegon masih menjadi masalah klasik yang seakan tak pernah terentaskan.
Hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi Walikota dan Wakil Walikota Cilegon, Robinsar-Fajar dalam memimpin Kota Industri hingga 5 tahun ke depan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon pada November 2024, jumlah warga miskin di Kota Cilegon tercatat sebanyak 3,75 persen atau sekitar 17.882 jiwa dari total sekitar 476.870 penduduk.
Beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah warga miskin di Kota Cilegon. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya akses terhadap lapangan pekerjaan yang layak, dan tingginya biaya hidup di perkotaan.
Rata-rata penghasilan warga miskin di Kota Cilegon ini memiliki penghasilan sekitar Rp663.533 per bulan.
Dimana tren kemiskinan di Kota Cilegon pada kurun waktu 10 tahun terakhir dalam tren naik dari yang semula kemiskinan sebesar 4,1 persen menuju ke 3,75 persen.
Ini jelas perlu penanganan serius guna menekan angka warga miskin di Kota Cilegon dengan program terbaik.
Wakil Walikota Cilegon, Fajar Hadi Prabowo enggan berkomentar banyak terkait masalah kemiskinan di daerah yang dipimpinnya.
Dia bahkan melemparkan persoalan kemiskinan di Kota Cilegon ke Walikota Cilegon, Robinsar.
“Kalau program itu baiknya tanyakan kepada Kang Wali (Robinsar-red). Bukan tempat saya untuk menjawab, tapi intinya kita ada program ke sana (kemiskinan dan pengangguran),” kilahnya.
“Saya tadi sebenarnya pengen ke industri-industri memastikan apa yang sudah kita janjikan di kampanye itu terealisasi tapi gak etis, gak sopan wakilnya yang mendahului walikotanya,” imbuhnya.
Penulis: Maulana
Editor: Usman Temposo
