TANGSEL – Carut marut masalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) seharusnya mendapat perhatian, jalan keluar, dan jawaban terutama dari Walikota sebagai pimpinan tertinggi.
Selain lokasi TPA tersebut menyalahi aturan, masalah terbaru nampak dengan jebolnya tanggul penahan yang mengakibatkan gunungan sampah ambrol dan menutupi badan sungai Cisadane.
Belum lagi dari berton-ton sampah yang mengalir ke sungai Cisadane itu sebagiannya adalah sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang diduga bekas Covid-19 dari rumah sakit.
Dengan begitu, lengkaplah dosa Airin Rachmy Diany sebagai walikota di masa akhir jabatannya. Pasalnya, air sungai Cisadane yang menjadi konsumsi warga Kota Tangerang sudah bercampur limbah berbahaya.
Airin pun saat dimintai keterangan oleh awak media seakan enggan dan sedikit kesal jika mengungkit masalah TPA Cipeucang.
“Ah udah ah. Kamu mah nanya lagi inih, tanya lagi itu. Ah gak mau. Kamu mah kesempatan. Enggak ah. Soalnya nama saya diklik, kamu dapet rezeki. Ini nyebelin nih,” kata Airin, di Kantor Kelurahan Rawa Buntu, Serpong, Selasa (23/6/2020).
Usai menjawab pertanyaan wartawan terkait Cipeucang yang tidak memberi jalan keluar dan jawaban memuaskan bagi masyarakat tersebut, Airin langsung bergegas menaiki mobil dinasnya.
Sementara, terkait limbah B3 tersebut, dibuktikan dengan temuan relawan Banksasuci Adi Irawan berupa jarum suntik, botol inpus, masker medis yang diduga bekas penanganan covid di Tangsel yang dibuang ke Cipeucang.
“Pokoknya setiap hari itu kami ngangkat sampah di sungai Cisadane ini sekira 1 ton. bukan hanya sampah medis saja tapi macem-macem, ada kursi sofa, lemari baju, kondom, kantong plastik, bangkai, dan popok bayi. Untuk yang terakhir, diakui Adi, paling sulit dihancurkan karena menyerap air,” pungkasnya. (Ihy/Red)