SERANG – Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten mencatat sebanyak 7.882,4 hektare tanaman padi di Banten rusak akibat banjir pada awal Desember 2024. Paling banyak di Kabupaten Pandeglang.
Dari data yang dihimpun, tanaman padi yang rusak akibat banjir tersebar di empat kabupaten/kota, yaitu, Kabupaten Pandeglang seluas 7.167,5 hektare, Kabupaten Serang seluas 448 haktare, Kabupaten Lebak seluas 246,9 hektare dan Kota Serang seluas 20 hekatare.
Kepala Distan Provinsi Banten, Agus M. Tauchid mengatakan banjir yang melanda Banten pada awal Desember 2024 mengakibatkan 7.882,4 hektare tanaman padi di empat kabupaten/kota rusak.
“Tanaman padi yang paling banyak rusak di Pandeglang. Di mana, (bencana) banjir di Pandeglang terjadi di 13 kecamatan,” kata Agus, Senin (16/12/2024).
Lebih lanjut, Agus menyebut, kerusakan tanaman padi akibat banjir juga terjadi di area persemaian yaitu seluas 666.300 meter persegi.
“Itu terjadi di Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang dan Kota Serang. Banjir persemaian terluas terjadi di Kabupaten Pandeglang 640.500 meter persegi yang terjadi di Kecamatan Panimbang, Saketi, Sobang, Sindangresmi, Bojong dan Pegelaran,” ucapnya.
Untuk banjir persemaian di Kabupaten Serang seluas 15.800 meter persegi terjadi di Kecamatan Jawilan, Pontang, Cikeusal dan Tirtayasa.
“Banjir persemaian di Kabupaten Lebak seluas 5000 meter persegi hanya di Kecamatan Kalanganyar. Dan Banjir persemaian di Kota Serang seluas 5000 meter persegi terjadi di Kecamatan Kasemen,” katanya.
Menurut Agus, kerusakan tanaman padi akibat banjir di Provinsi Banten mulai terjadi pada tanggal 3 hingga 9 Desember 2024. Di mana, penyebab utama banjir adalah tingginya dan lamanya waktu hujan sehingga banyak air sungai yang meluap.
“Seperti Tanggul Cilatak di Panimbang yang jebol, menjadi salah satu penyebab banjir,” ujarnya.
Agus mengaku, pihaknya akan terus melakukan monitoring terkait kondisi lapangan hingga saat ini.
“Data kerusakan tanaman padi akibat banjir masih sementara. Kami menemukan kendala dalam pengamatan salah satunya kesulitan untuk mengakses ke lokasi pertanaman yang terkena banjir,” katanya.
“Koordinasi dengan perbenihan mengenai cadangan benih untuk membantu petani yang kemungkinan lokasinya puso terkena banjir,” sambungnya.
Penulis : Tb Moch. Ibnu Rushd
Editor : TB Ahmad Fauzi