CILEGON – Untuk terus menekan laju angka pengangguran, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cilegon sepanjang tahun 2019 sudah melakukan sejumlah program strategis melalui pelatihan-pelatihan yang mengedepankan peran serta masyarakat.
Masyarakat dilatih untuk dapat mengembangkan kemandiriannya agar berdampak positif pada taraf perekonomian. “Kita melaksanakan pelatihan menjahit yang berbasis masyarakat, pelatihan tata rias rambut, pengantin, sulam pita dan bordir, termasuk pelatihan menjadi Master of Ceremony (MC) hingga sekuriti. Semua ditangani di Bidang Penta (Penempatan Tenaga Kerja) pada tahun ini,” ungkap Sekretaris Disnaker Cilegon, Panca Widodo, Selasa (3/12/2019).
Sementara Kasie pelatihan dan Produktivitas Bidang Penta Disnaker Cilegon, Ratna Kurnaesih menambahkan dari seluruh kegiatan itu diikuti sekira 200 peserta setiap tahunnya. “Untuk satu kegiatan itu, umumnya mereka dilatih selama 20 hari. Setelah itu, biasanya sebelum terjun dan memulai usahanya, mereka memantapkan diri dengan mengikuti pelatihan lainnya. Seperti pelatihan menjahit salah satunya,” ujarnya.
Diterangkan Ratna, pilihan bentuk pelatihan yang dilakukan pihaknya selama ini merupakan tindak lanjut dari aspirasi masyarakat. “Setelah kita tampung aspirasi jenis pelatihan itu, maka akan kita saring dan kita tentukan jenis pelatihannya sampai mereka bersertifikasi. Alhamdulillah, seperti pelatihan MC, mereka sudah mandiri dan diundang bila ada event-event,” terangnya.
Di tempat yang sama, Kasie Penempatan Kerja Luar Negeri dan Perluasan Kerja Bidang Penta Disnaker Cilegon, Ridwan menegaskan bahwa kendati dengan keterbatasan dari alokasi anggaran yang ada, pihaknya tetap bersemangat untuk dapat meringankan beban pemerintah daerah kaitan persoalan pengangguran. “Kami juga memberikan pelatihan menyablon, tata boga dan akrilik. Alhamdulillah, out putnya sudah ada yang berjalan seperti LPK Surga Kaos dan LPK Keripik Pisang ya,” ujarnya.
Terkait dengan peluang kerja ke luar negeri, dirinya tidak menampik bahwa hal tersebut masih sangat diminati oleh masyarakat Kota Cilegon. “Cilegon itu bukan kantong TKI. Tapi yang ingin kerja ke luar negeri itu banyak. Peminatnya itu bisa mencapai 200 orang setiap tahunnya dengan tujuan Malaysia. Kalau pelamar perempuan, biasanya ditempatkan di manufaktur. Sedangkan laki-laki, biasa di perkebunan dan konstruksi. Kita keluarkan rekomendasi, sementara yang merekrutnya langsung itu pihak dari Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang merekrut,” tandasnya. (Advertorial)