PANDEGLANG – E-warong dari program Bansos Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) mulai dilakukan pada tanggal 25 Juni besok, awalnya kegiatan tersebut direncanakan dimulai pada tanggal 1 Mei kemarin namun mundur dari jadwal.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pandeglang, Tati Suwigiaharti mengatakan persiapan program tersebut sudah mencapai sekitar 70 persen. Ia mengakui memang surat dari pemerintah pusat sudah terbit tahun 2018 kemarin. Namun hal tersebut baru bisa dilaksanakan pada 25 Juni mendatang lantaran banyak yang harus dipersiapkan.
“Di awal kami menyiapkan data terus menyiapkan e-warong sejak dari Februari sampai April, di dalamnya ada agen bank, Kube, ada RPK (Rumah Pangan Kita) ada juga milik masyarakat yang belum pernah dapat bantuan dari bansos dan kredit bank,” kata Tati, Kamis (20/6/2019).
Lanjut Tati, sebelum diumumkan pemenang tender (Supplier) memang ada 12 supplier yang ingin bermitra menjadi pengelola program tersebut, dan setelah terverifikasi ada 8 supplier yang bisa ikut dalam tender.
“Hari Kamis yang lalu kami ketemu di KPRI Hikmah Labuan 8 supplier ini diketemukan untuk ekspose kesiapan mereka mulai dari armada, SDM, gudang dan kesiapan mereka membeli pangan lokal tidak membeli beras dari luar,” terangnya.
“Dan terpilihlah, agen yang memilih bukan tim koordinasi. Terpilihlah 3 besar yang pertama PT AAM dari Serang, yang kedua PT Kejiwan dari Cipacung, dan yang ketiga PT Pertani dari kota Serang,” sambungannya.
Tati membeberkan, tahap berikutnya semua agen atau pemilik e-warong sebanyak 218 akan dilatih menggunakan EDC (elektronik data capture), setelah dilatih selanjutnya supplier akan melakukan MoU dengan para pemilik e-warung dan diperkirakan akan dimulai pada tanggal 25 Juni ini.
Sedangkan untuk syarat warga yang ingin menjadi e-warong adalah selain e-warung harus mempunyai SDM yang memadai dan memiliki gadget, pemilik juga harus memahami teknologi sebab warung itu nantinya akan berbasis elektronik.
“Barang yang akan dibeli dengan uang sebesar Rp110.000 yang masuk di Kartu Keluarga Sejahtera adalah pembelian beras dan telur. E-warong semua kecamatan sudah terwakili meskipun tidak di semua desa ada karena step by step, kalau keinginan dari para camat 1 desa 1 e-warung jadi sekitar 339 e-warong,” tutupnya. (Med/Red)