LEBAK- Setelah adanya kasus polio aktif yang ditemukan pertama kali di Kabupaten Pidie, Aceh, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) tingkat Kabupaten Pidie pada awal November lalu.
Menanggapi kejadian tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak memastikan bahwa di wilayah Lebak tidak ada kasus penyakit polio.
Kasi Imunisasi, Surveilans dan Krisis Dinkes Lebak, Tb Mulyawan mengatakan, memang ada kasus Polio di Kabupaten Lebak, tapi kasus tersebut terakhir ditemukan pada tahun 2014 lalu.
“Memang pernah ada pada tahun 2014, tetapi itu berawal dari Sukabumi. Yang di akibatkan oleh satu aliran air sungai kemudian juga berdampak ke anak-anak di Lebak,” katanya saat dihubungi, Sabtu (26/11/2022).
Ia menjelaskan, untuk saat ini di Kabupaten Lebak tidak ditemukan penyakit Polio, karena cakupan imunisasi di 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten Lebak.
“Provinsi Banten memang tidak masuk wilayah berisiko tinggi Polio, namun kami tetap mewaspadainya, dan terus melakukan imunisasi kepada anak-anak Bahkan Dinkes Lebak saat sudah melakukan imunisasi, baik yang berupa Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) dan vaksin suntik maupun Oral Poliovirus Vaccine (OPV) atau tetes,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, saat ini WHO telah menetapkan 30 Provinsi di Indonesia telah masuk dalam katagori high risk atau berisiko tinggi penyebaran virus polio. Namun untuk Provinsi Banten tidak termasuk.
“Dalam mencegeh kasus tersebut, Dinkes Lebak mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan dan menerapkan pola hidup sehat,” imbuhnya.
Mulyawan menambahkan, jika faktor infeksi virus polio yang menular dan menyerang sistem saraf, dapat menyebabkan kelumpuhan permanen hingga kematian.
“Orang dewasa juga bisa terkena virus ini, tetapi memang penyakit ini, rentan menyerang anak-anak usia di bawah 5 tahun,” katanya. (San/Red)