LEBAK – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak mencatat ada sekitar 2.464 orang warga di wilayah pedesaan yang menjadi korban gigitan ular berbisa.
Kepala Dinkes Lebak, Budhi Mulyanto mengatakan dalam dua bulan pertama di tahun 2025 ini saja sudah ada sekitar 154 orang yang digigit ular berbisa dan 35 orang di antaranya telah mendapatkan serum anti bisa ular.
“Mulai dari tahun 2022 ada sekitar kasus orang warga yang digigit ular berbisa sebanyak 837, tahun 2023 ada 629, tahun 2024 844 serta di tahun 2025 dari bulan Januari hingga Februari yakni sekitar 154 kasus,” kata Budhi kepada awak media, Senin (14/4/2025).
Ia mengungkapkan, dari keseluruhan jumlah kasus itu terdapat dua orang yang meninggal dunia. Tingginya kasus gigitan ular berbisa tersebut, diakibatkan banyaknya warga yang kurang memerhatikan keselamatan dan keamanan saat beraktivitas di kebun dan sawah.
“Hendaknya kepada masyarakat agar menggunakan sepatu bot biar aman, karena gigitan ular rata-rata terjadi pada kaki,” pintanya.
Ia menjelaskan, mayoritas warga digigit ular berbisa saat berkebun atau pergi ke sawah. Ular yang banyak menggigit warga di Lebak adalah jenis ular tanah atau ular gibug yang habitatnya di hutan Lebak.
“Rata-rata mayoritas korban gigitan ular tanah, karena banyak korban terkena gigitan saat pergi ke kebun dan sawah,” jelasnya.
Ia menambahkan, kasus warga yang digigit ular berbisa ada di empat Kecamatan di Kabupaten Lebak yakni Kecamatan Leuwidamar, Kecamatan Cipanas, Kecamatan Sajira dan Kecamatan Cigemblong.
“Keempat kecamatan tersebut memang paling banyak warga yang digigit ular berbisa. Kami mengimbau agar masyarakat bisa selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar sehingga tidak menjadi sarang ular,” tutupnya.
Penulis : Sandi Sudrajat
Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd
 Kabupaten Lebak mencatat sebanyak 2.798 warga di pedesaan yang menjadi korban gigitan ular berbisa. ){kind=link}